Loading...
RELIGI
Penulis: Endang Saputra 07:41 WIB | Kamis, 10 Desember 2015

PWNU Jabar: Aksi Unik Bupati Purwakarta Bukan Syirik

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. (Foto: Dok.satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat  Kiagus Zaenal Mubarok mendukung kiprah Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang banyak menggunakan strategi budaya di tengah gugatan penistaan agama ke polisi oleh sekelompok ormas Islam yang tak sepaham.

Hal tersebut, kata Kiagus mestinya dilihat dalam kerangka strategi kebudayaan.

“Saya kira kita perlu melihat sisi esensial dari pemikiran Kang Dedi. Ia menjunjung filsafat nilai-nilai Sunda yang selaras dengan nilai-nilai keislaman. Ini yang disebut ethical-virtue, atau keutamaan moral, akhlakul karimah, bukan kemusyrikan atau syirik. Selain melihat luarnya, lihat pula esensinya. Semua akan jadi ringan dan eksotik dalam melihat kiprah masyarakat,” kata Wakil Ketua PWNU Jabar Kiagus Zaenal Mubarok, seperti dikutip dari nu.or.id , hari  Rabu (9/12),

Menurutnya, apa yang dilakukan Bupati Purwakarta bukan dalam rangka menyundakan Islam. Sebagai bupati, kata dia, Dedi unik karena punya inisiatif keluar dari pakem-pakem kerja birokat dan memilih jalan kerja budaya sebagai bagian hidupnya.

“Ini  sama dengan apa yang dilakukan pendahulu-pendahulu NU, atau mirip yang dilakukan KH. Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) Magelang yang sering memobilisasi kegiatan kesenian untuk penananam nilai-nilai keislaman. Di Magelang Gus Yusuf tidak pernah dituduh kejawen. Beliau santri tulen dan hanya menjadikan kebudayaan sebagai medium. Tidak lebih tidak kurang,” kata dia.

PWNU Jawa Barat, lanjut Kiagus mendorong Kang Dedi untuk terus melanjutkan kerja budayanya. Tentu PWNU pun akan selalu memberi masukan dan kritik. Saling berbagi pengetahuan dan saling menasihati itu lebih baik ketimbang saling menebarkan amarah.

“Bagi saya, sosok muda dan energik seperti Kang Dedi Mulyadi, terlepas dari kekurangannya, harus didorong untuk makin baik karena ia punya inisiatif memikirkan kebaikan-kebaikan untuk warga. Cobalah cari, apa ada bupati di Jawa barat ini yang memikirkan kebudayaan dan bisa panjang lebar bicara filsafat, budaya dan agama? Saya fair. Bukan membela membabi buta, tapi membela secara proporsional. Selain itu kami juga sering memberi masukan dan mengkritik agar kiprah tokoh-tokoh NU makin maju dalam percaturan kehidupan sosial-budaya,” kata Kiagus.

Sebelumnya, Majelis Dakwah Manhajus Solihin Purwakarta didampingi pemimpin Dewan Pimpinan Daerah Front Pembela Islam Jawa Barat melaporkan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ke Kepolisian Daerah Jawa Barat, akhir November lalu. Dedi dilaporkan dengan tuduhan telah melakukan penistaan agama Islam yang dituliskan dalam sejumlah buku dan rekaman audio visual.

Gugatan tersebut menyusul setelah pernyataan kontroversial Habib Rizieq Shihab yang memplesetkan salam orang Sunda “Sampurasun” menjadi “Campur Racun”. Pernyataan tersebut mendapat reaksi keras dan gugatan dari sejumlah komunitas Sunda. Plesetan itu muncul lantaran FPI menganggap kebijakan budaya Dedi melenceng dari ajaran Islam versi FPI.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home