Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:48 WIB | Sabtu, 26 November 2022

Raja Tunjuk Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia

Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim menunjukkan jari bertinta kepada media setelah memberikan suara di TPS di Seberang Perai, negara bagian Penang, Malaysia pada 19 November 2022. Raja Malaysia pada Kamis, 24 November 2022, menunjuk Anwar sebagai wakil negara perdana menteri, mengakhiri hari-hari ketidakpastian setelah pemilihan umum yang memecah belah menghasilkan Parlemen yang digantung. (Foto: dok. AP/Vincent Thian)

KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM-Raja Malaysia pada Kamis (24/11) menunjuk pemimpin oposisi reformis Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri negara itu, mengakhiri hari-hari ketidakpastian setelah pemilihan umum yang memecah belah dan menghasilkan Parlemen yang digantung.

Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah mengatakan Anwar, 75 tahun, akan dilantik sebagai pemimpin negara ke-10 di istana pada pukul 17:00 sore waktu setempat di istana.

Aliansi Harapan Anwar memimpin pemilihan hari Sabtu dengan 82 kursi, kurang dari 112 yang dibutuhkan untuk mayoritas. Lonjakan tak terduga dari dukungan etnis Melayu mendorong Aliansi Nasional mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin untuk memenangkan 73 kursi, dengan sekutunya Partai Islam Pan-Malaysia muncul sebagai partai tunggal terbesar dengan 49 kursi.

Kebuntuan diselesaikan setelah blok lama yang dipimpin oleh Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) setuju untuk mendukung pemerintah persatuan di bawah Anwar. Ikatan seperti itu dulunya tidak terpikirkan dalam politik Malaysia, yang telah lama didominasi oleh persaingan antara kedua partai. Kelompok berpengaruh lainnya di pulau Kalimantan mengatakan mereka akan mengikuti keputusan raja.

"Yang Mulia mengingatkan semua pihak bahwa pemenang tidak memenangkan semua dan yang kalah tidak kehilangan segalanya," bunyi pernyataan istana. Raja mendesak Anwar dan pemerintah barunya untuk rendah hati, dan mengatakan semua pihak yang berlawanan harus berdamai untuk memastikan pemerintahan yang stabil dan mengakhiri kekacauan politik Malaysia, yang telah menghasilkan tiga perdana menteri sejak pemilihan 2018.

Pernyataan istana mengatakan raja puas Anwar adalah kandidat yang kemungkinan mendapat dukungan mayoritas tetapi tidak memberikan perincian tentang pemerintahan baru.

Polisi telah memperketat keamanan nasional karena media sosial memperingatkan masalah rasial jika blok multietnis Anwar menang. Partai Anwar mendesak para pendukungnya untuk menahan diri dari pertemuan perayaan atau mengeluarkan pernyataan sensitif untuk menghindari risiko provokasi.

Naiknya Anwar ke puncak menutup perjalanan politiknya yang naik turun dan akan meredakan ketakutan akan Islamisasi yang lebih besar.

Tapi dia menghadapi tugas berat dalam menjembatani perpecahan rasial yang semakin dalam setelah jajak pendapat hari Sabtu, serta menghidupkan kembali ekonomi yang berjuang dengan kenaikan inflasi dan mata uang yang telah jatuh ke titik terlemahnya. Orang Melayu merupakan dua pertiga dari 33 juta penduduk Malaysia, yang mencakup minoritas etnis Tionghoa dan India yang besar.

“Dia harus berkompromi dengan aktor lain di pemerintahan yang berarti proses reformasi akan menjadi lebih inklusif,” kata Bridget Welsh, pakar politik Asia Tenggara. “Anwar adalah seorang globalis, yang akan meyakinkan investor internasional. Dia telah terlihat sebagai pembangun jembatan lintas komunitas, yang akan menguji kepemimpinannya ke depan, tetapi pada saat yang sama menawarkan bantuan yang meyakinkan untuk tantangan yang akan dihadapi Malaysia.”

Anwar adalah mantan wakil perdana menteri yang pemecatan dan pemenjaraannya pada 1990-an menyebabkan protes jalanan besar-besaran dan gerakan reformasi yang menjadi kekuatan politik utama. Itu menandai kemenangan kedua bagi blok reformisnya pada hari Kamis, setelah jajak pendapat bersejarah 2018 yang menyebabkan perubahan rezim pertama sejak kemerdekaan Malaysia dari Inggris pada 1957.

Anwar berada di penjara pada saat itu atas tuduhan sodomi yang menurutnya bermotivasi politik. Dia diampuni dan akan mengambil alih dari Mahathir Mohamad. Namun pemerintah runtuh setelah Muhyiddin membelot dan bergandengan tangan dengan UMNO untuk membentuk pemerintahan baru. Pemerintahan Muhyiddin dilanda persaingan internal dan dia mengundurkan diri setelah 17 bulan. Pemimpin UMNO, Ismail Sabri Yaakob, kemudian diangkat oleh raja sebagai perdana menteri.

Banyak orang Melayu pedesaan takut mereka akan kehilangan hak istimewa mereka dengan pluralisme yang lebih besar di bawah Anwar. Muak dengan korupsi dan pertikaian di UMNO, banyak yang memilih blok Muhyiddin dalam pemungutan suara hari Sabtu. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home