Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 19:38 WIB | Sabtu, 13 Juni 2015

Rakyat Myanmar Ingin Pemerintah Repatriasi Imigran

Ilustrasi: pengungsi Rohingnya. (Foto: AFP)

SITTWE, SATUHARAPAN.COM – Salah satu negara bagian di Myanmar, Rakhine menginginkan pemerintah pusat melakukan repatriasi imigran yang diselamatkan dari laut.

Pemerintah Rakhine melihat beberapa imigran tersebut bernasib tidak jelas, mereka hendak melakukan protes ke pemerintah pusat di Yangoon, Myanmar pada Minggu (14/6) mendatang.

Menurut channelnewsasia.com Sabtu (13/6) pemerintah pusat Myanmar telah menolong lebih dari 900 imigran yang terdampar di laut bulan lalu, dan menempatkan para imigran tersebut di penampungan sementara. Para migran yang sebagian besar suku Rohingya, dan ada juga yang dari Bangladesh berharap bisa mendarat di Malaysia, Indonesia, dan Thailand.

Pemerintah negara bagian Rakhine mengemukakan apabila para migran tersebut tidak mendapat kewarganegaraan, maka akan dikembalikan ke asalnya.

Warga setempat, Aung Htay menginginkan para pengungsi tersebut dikembalikan ke negara asal mereka.

“Manusia perahu itu kalau bisa dikembalikan ke tempat asal mereka, jangan menghancurkan negara kami,” kata Aung Htay.

Pemerintah Myanmar tidak mengenali dengan baik mana yang merupakan suku Rohingya yang tinggal di negara bagian Rakhine. Sebagian besar dari mereka ada yang disebut warga Bangladesh, ada juga yang menyebut mereka warga Rohingya.

Kepala Wilayah negara bagian Rakhine Maung Maung Ohn mengatakan tersakiti dengan hadirnya manusia perahu. “Walau penduduk lokal kami aman dan kami mengurus para migran sebagai manusia perahu di kamp penampungan sementara, masyarakat internasional mengabaikan fakta itu dan terus menyalahkan pemerintah Myanmar, menuduh warga Rakhine sebagai masalah. Itulah mengapa orang-orang memprotes,” Maung Ohn menjelaskan.

Myanmar menolak tuduhan menyebabkan penderitaan para migran. Ia mengatakan mereka menyediakan bantuan kemanusiaan yang diperlukan.

Aung Htay telah menyelenggarakan beberapa protes sebelumnya, seperti  berdemonstrasi menentang PBB. Beberapa dari protes mereka  telah berubah menjadi kekerasan. (channelnewsasia.com).

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home