Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:40 WIB | Selasa, 08 Oktober 2019

Ratusan Aktivis Lingkungan Ditangkap dalam Unjuk Rasa di Berbagai Negara

Lebih dari 100 orang aktivis lingkungan ditangkap di Amsterdam, Belanda. (Foto: bbc.com)

INGGRIS, SATUHARAPAN.COM – Ratusan aktivis lingkungan yang menamakan diri Extinction Rebellion ditangkap aparat saat melakukan aksi protes di berbagai negara.

Sebanyak 30 orang didakwa melakukan pelanggaran hukum di Sydney, setelah ratusan orang memblokir jalan. Sementara di Amsterdam, lebih dari 100 orang ditangkap.

Aksi protes telah dilakukan di berbagai negara termasuk AS, Inggris, Jerman, Spanyol, Austria, Prancis, dan Selandia Baru.

Aksi protes oleh para aktivis perubahan iklim, diperkirakan terjadi di sekitar 60 kota selama dua pekan ke depan.

Kelompok ini juga menyebabkan gangguan di London, tempat lebih dari 270 orang ditangkap pada Senin (7/10).

Extinction Rebellion, menuntut pemerintah untuk segera mengambil tindakan drastis untuk menanggulangi perubahan iklim.

"Kami telah mencoba petisi, lobi, dan pawai, dan sekarang waktunya hampir habis," kata aktivis Australia Jane Morton kepada Kantor Berita AFP.

"Kami tidak punya pilihan selain memberontak sampai pemerintah menyatakan darurat iklim, dan ekologi serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelamatkan kami."

Pemerintah Australia telah dikritik atas kurangnya tindakan dalam mengatasi perubahan iklim, tapi mereka bersikeras telah melakukan bagiannya untuk mengurangi emisi karbon global.

Menteri Dalam Negeri negara itu, Peter Dutton, pekan lalu mengatakan, nama-nama dan foto-foto para aktivis Extinction Rebellion yang berunjuk rasa harus disebarkan secara luas untuk "mempermalukan" mereka.

Apa yang Terjadi dan di Mana?

  • Di Sydney, pengunjuk rasa melakukan aksi duduk di jalan utama. Ratusan orang ditarik dari tempat kejadian dan 30 di antara mereka didakwa melanggar hukum. Para aktivis di Australia juga menggelar protes di Melbourne dan Brisbane.
  • Ada beberapa penangkapan di Selandia Baru, tempat para aktivis mengepung gedung pemerintah di Wellington yang menjadi kantor kementerian yang memberikan izin pengeboran minyak dan gas
  • Lebih dari 100 orang ditangkap di Amsterdam setelah mereka mendirikan tenda di jalan utama di luar Rijksmuseum, museum nasional Belanda
  • Polisi melakukan penangkapan di New York setelah pengunjuk rasa menuangkan darah palsu di patung banteng Wall Street sebagai bagian dari aksi pura-pura mati
  • Aksi pura-pura mati juga digelar di Kota Mumbai, India, dan diikuti sekitar 250 aktivis
  • Para aktivis memblokir lalu lintas di Berlin. Namun pihak berwenang mengatakan tidak akan melakukan penangkapan untuk sementara waktu
  • Di Paris, 1000 aktivis yang didukung oleh gerakan anti-pemerintah rompi kuning dilaporkan menduduki pusat perbelanjaan
  • Di Wina, para aktivis memblokir persimpangan jalan di pusat distrik Museumsquartier

Di London, panitia unjuk rasa telah bersumpah akan menutup situs-situs utama di kota ini , termasuk Gedung Parlemen dan Trafalgar Square.

Protes serupa di Inggris pada awal tahun ini membawa gangguan besar ke London dan mengakibatkan lebih dari 1.100 penangkapan.

Protes diperkirakan menyebar ke berbagai kota, termasuk New Delhi dan New York, dalam beberapa hari dan minggu ke depan seiring para aktivis mendesak pemerintah mengambil tindakan untuk menyelamatkan lingkungan.

Siapa Extinction Rebellion?

Extinction Rebellion (singkatnya XR), ingin pemerintah mendeklarasikan "kondisi darurat iklim dan ekologi" dan segera mengambil tindakan untuk menanggulangi perubahan iklim.

Mereka menyebut diri mereka "gerakan pembangkangan sipil tanpa kekerasan" yang bersifat internasional.

Extinction Rebellion diluncurkan di Inggris pada 2018, dan sekarang mengklaim memiliki kelompok di puluhan negara yang siap untuk mengambil tindakan.

Kelompok ini menggunakan logo berupa jam pasir dalam lingkaran, mewakili waktu yang hampir habis bagi banyak spesies.

Apa Tujuan Mereka?

Di Inggris, Extinction Rebellion menyuarakan tiga tuntutan utama: Pemerintah mendeklarasikan "darurat" iklim, Inggris harus secara hukum berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon menjadi net zero pada tahun 2025, Pembentukan majelis warga untuk "mengawasi perubahan". (bbc.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home