Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:38 WIB | Senin, 27 Juni 2016

Rektor UKSW Buka Program Intensif Belajar Budaya Indonesia 2016

Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Prof Dr (HC) Pdt. John A Titaley ThD (kanan) membuka secara resmi Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) yang ke-69 dan Consortium for the Teaching of Indonesian (COTI) 2016, dengan memperkenalkan pesertanya sebelum berlangsungnya ibadah di GKJ Salatiga, baru-baru ini. (Foto: uksw.edu)

SALATIGA, SATUHARAPAN.COM - Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Prof Dr (HC) Pdt John A Titaley ThD membuka secara resmi Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) yang ke-69 dan Consortium for the Teaching of Indonesian (COTI) 2016, baru-baru ini di Gereja Kristen Jawa GKJ Salatiga. Pembukaan yang diadakan sebelum ibadah itu ditandai dengan pemukulan gong. Sebelumnya, Rektor berkesempatan mengenalkan satu-persatu peserta kepada civitas academica yang mengikuti ibadah.

Dalam sambutannya, Rektor mengucapkan selamat datang di Salatiga, khususnya ke kampus UKSW kepada semua peserta. Ia, mengharapkan semua peserta bisa menikmati jalannya program dengan baik.

Direktur Language Training Center (LTC) UKSW, Johanna Likumahuwa SPd, mengungkapkan, kali ini tercatat 12 peserta mengikuti PIBBI dan 12 peserta mengikuti COTI.

“Peserta PIBBI kali ini masih didominasi mahasiswa dari Australian National University. Ada satu peserta PIBBI yang merupakan guru bahasa Inggris di Deakin University,” katanya, seperti dilansir dari situs uksw.edu. Sementara itu, peserta COTI kali ini adalah mahasiswa dari beberapa universitas di Amerika seperti dari Harvard University, Cornell University, University of Wisconsin, University of California Los Angeles, dan John Hopkins University.

Ke-12 peserta PIBBI akan mengikuti program belajar bahasa dan budaya Indonesia sampai 15 Juli mendatang. Selain dibagi menjadi kelas-kelas kecil, mereka juga belajar budaya Indonesia meliputi memasak dan juga karawitan.

“Hasil belajar budaya ini akan ditampilkan dalam kelas budaya satu Juli mendatang,” kata Johanna.

Berbeda dengan program PIBBI, 12 mahasiswa Amerika peserta COTI akan belajar bahasa Indonesia secara lebih mendalam. Selama mengikuti program sampai 10 Agustus mendatang, mahasiswa akan belajar bahasa Indonesia dalam beragam topik seperti politik, keagamaan, ekonomi, budaya dan gender. Tidak hanya belajar di kelas-kelas, peserta juga akan mengadakan kunjungan ke berbagai tempat sesuai tema yang dibicarakan.

“Rencananya peserta COTI akan mengunjungi bank sampah di Blotongan Percik, dan juga salah satu UMKM di daerah Cengek,” kata Johanna.

Sama halnya dengan peserta PIBBI, peserta COTI juga belajar di kelas budaya meliputi kelas memasak dan karawitan. Di kelas budaya memasak nanti peserta akan diajarkan pemanfaatan daun pisang untuk kuliner Indonesia. Selama mengikuti program, kebanyakan peserta akan tinggal di rumah-rumah warga Salatiga agar bisa belajar kehidupan sehari-hari. Setidaknya ada 20 homestay yang ditinggali peserta selama mengikuti program ini. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home