RI-Malaysia Sepakat Reaktivasi Perdagangan Lintas Batas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Indonesia dan Malaysia menyepakati agar perdagangan lintas batas (Border Trade Agreement/BTA) kembali diaktifkan.
Hal tersebut disepakati kedua negara dalam pertemuan The 2nd Indonesia-Malaysia Joint Trade and Investment Committee (JTIC) Ministerial Meeting di Hotel Kempinski, Jakarta, hari Kamis (30/6).
“Malaysia merupakan mitra dagang terbesar ke-2 dan mitra investasi potensial di ASEAN bagi Indonesia. Banyak sekali peluang yang bisa dilakukan untukmeningkatkan perdagangan di antara kedua negara. Setelah lama vakum, reaktivasi Working Group BTA ini merupakan salah satu hasil positif yangdisepakati Pemerintah Indonesia dan Malaysia,” kata Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dalam keterangan tertulis.
Tom Lembong memimpin pertemuan tersebut bersama Menteri Perdagangan Internasional dan Industri (MITI) Malaysia, Dato’ Sri Mustapa Mohamed. Pertemuan JTIC pertama dilangsungkan pada 2008 lalu.
Mendag menjelaskan pertemuan JTIC secara keseluruhan membahas berbagai isu bilateral di bidang perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Malaysia. Tahun 2015, total perdagangan kedua negara sebesar US$ 16 miliaratau turun sebanyak 21,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kedua negara menginginkan agar nilai perdagangan Indonesia dan Malaysia yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo dan PM Najib sebesar US$ 30 miliar bisa benar-benar terwujud di masa mendatang," katanya.
Mendag mengatakan, melalui forum pertemuan tingkat Menteri JTIC ini diharapkan jaringan kerja antara pengusaha Indonesia dan Malaysia dapat menciptakan peluang bisnis, dan akses pasar potensial.
“Indonesia mendorong agar pada pertemuan JTIC ke-3 yang akan datang bisa dilakukan business engagement di antara kedua negara yang sifatnya government to business (G to B) sehingga apabila ada persoalan yang dihadapi pihak swasta dapat segera dicarikan jalan keluar,” katanya.
Selain reaktivasi BTA, pemerintah Indonesia juga membahas isu pemalsuan produk Indonesia di Malaysia. Tom mengungkapkan bahwa Pemerintah Malaysia sangat mendukung penyelesaian kasus pemalsuan produk Indonesia.
"Malaysia juga setuju dilakukan investigasi lanjutan terhadap beberapa perusahaan Malaysia yang terlibat dalam kasus pemalsuan produk tersebut," katanya.
Capai US$ 8,9 Miliar
Pada 2010-2015, tercatat total nilai investasi Malaysia di Indonesia mencapai USD 8,9 miliar dan menduduki peringkat lima berdasarkan negara asal investasi.
Top 5 investasi Malaysia di Indonesia ialah di sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi (USD$ 2,2 miliar), konstruksi (US$ 1,7 miliar), tanaman pangan dan perkebunan (US$ 1,6 miliar), industri makanan (US$ 616,5 juta), dan industri kimia dasar atau produk farmasi (US$ 267,1 juta).
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...