Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 20:39 WIB | Kamis, 28 April 2016

RI Tawarkan Tiongkok Tiga Lokasi Investasi Sektor Furnitur

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani. (Foto: Dok. BKPM)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Acara forum bisnis yang dihadiri 200 pengusaha furnitur di Kota Dongguan, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), pada hari Selasa (26/4) lalu, dimanfaatkan untuk memasarkan tiga wilayah yang selama ini menjadi sentra industri furnitur Indonesia.

Ketiga wilayah tersebut di antaranya Kabupaten Jepara, Cirebon dan Sukabumi. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, menyatakan ketiga wilayah tersebut selama ini menjadi sentra industri furnitur dan memiliki hubungan kerjasama perdagangan dengan RRT.

Franky Sibarani menyampaikan bahwa tiga kabupaten sentra furnitur tersebut diplih karena kesiapan mereka dalam mengembangkan industri furnitur di Indonesia.

“Dari sisi ketersediaan bahan baku serta tenaga terampil yang muda dan tergolong kompetitif, tiga sentra ini diharapkan dapat memberikan alternatif lokasi bagi investor Tiongkok yang ingin melakukan relokasi usahanya ke Indonesia,” ujar Franky dalam keterangan resmi kepada media, hari Rabu (27/4).

Franky menambahkan ada beberapa keunggulan yang ditawarkan masing-masing wilayah yang dapat menjadi daya tarik bagi investor furnitur Tiongkok, terutama kesiapan infrastruktur.

“Keunggulan Cirebon terkait dengan infrastruktur yang akan dibangun airport di Majalengka, juga tersedia tol Cisumdawu, Kereta Api double track Jakarta Semarang serta pasokan listrik yang memadai. Sementara di Jepara terdapat lahan peruntukan untuk industri seluas 26 hektar yang terletak 1 kilometer dari pusat pemerintah daerah Jepara. Terkait ketersediaan listrik, terdapat 4 PLTU x 660 MW kemudian unit 5 dan unit 6 sedang dalam tahap konstruksi dengan kapasitas 2 x 660 MW,” lanjutnya.

Daya tarik lainnya yang disampaikan, lanjut Franky, ketiga wilayah tersebut juga sudah melakukan ekspor ke berbagai negara. Dia menyebutkan untuk Kabupaten Cirebon, rata-rata 1.300 kontainer di ekspor setiap bulannya dengan negara tujuan ekspor Amerika, Jerman, Belanda, Korsel, China, Jepang, dan Rusia.

Konjen RI di Guangzhou, Ratu Silvi Gayatri, menyampaikan bahwa promosi investasi merupakan salah satu tugas dari KJRI Guangzhou. Guangdong adalah salah satu kota terkemuka dan kota basis industri elektronik, permesinan, tekstil, makanan dan minuman serta industri kertas.

“Tahun lalu sebanyak 40 UKM mebel Indonesia mengikuti pameran di Dongguan. Adapun target nilai ekspor dalam lima tahun ke depan dibidang industri furnitur ini sebesar US$ 5 miliar,” ungkapnya.

Konjen RI Guangzhou juga menyampaikan pula bahwa forum ini menjadi kesempatan yang baik untuk mendalami kebijakan investasi dan peluang investasi dibidang furnitur di indonesia.

Sementara Dirjen Agro industri Kemenperin, Panggah Susanto, menyampaikan bahwa daya saing industri furnitur Indonesia terletak dari melimpahnya bahan baku, corak dan design yang unik, dan sumber daya manusia yang memiliki skill yang tinggi dibidang furnitur.

“Indonesia memiliki kapasitas 622.000 ton rotan per tahun, terdiri dari 3000 spesies, namun kurang dari 50 persen yang dimanfaatkan,” katanya.

Panggah juga berharap para investor furnitur dari Dongguan dapat bekerjasama dengan industri furnitur di Indonesia dengan menerapkan teknologi yang lebih modern dengan memanfaatkan produk rotan dan kayu di Indonesia yang melimpah.

BKPM mencatat realisasi investasi dari sektor furnitur di triwulan pertama tahun 2016 sebesar Rp 775 miliar naik 28 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 602 miliar. Jumlah investasi furnitur di kuartal pertama tahun 2016 tersebut diperoleh dari kontribusi Penanaman Modal Asing US$ 21 juta dan Penanaman Modal Dalam Negeri sebesarRp 482 miliar.

Dari data yang dimiliki oleh BKPM, investasi dari Tiongkok yang pada kuartal pertama tahun 2016 (tidak termasuk sektor hulu migas dan keuangan) mencapai US$ 464,6 juta, menempatkan RRT sebagai investor terbesar ke-4 di Indonesia.

Tiongkok merupakan salah satu sumber investasi asing terbesar di Indonesia, meningkat pesat dalam dua tahun terakhir. Tercatat US$ 2,1 miliar investasi terealisasi sejak tahun 2010, tumbuh rata-rata 61 persen per tahun.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home