Loading...
BUDAYA
Penulis: Francisca Christy Rosana 18:45 WIB | Sabtu, 11 April 2015

Rumah Craft Silangit Ajak Pembeli Jahit Tas Mandiri

“Saya ada kepuasan sendiri kalau pelanggan beli kit dan berhasil merangkai tas, lalu berhasil menjual barang. Kepuasannya beda dengan saya menjual tas jadi."
Rumah Craft Silangit Ajak Pembeli Jahit Tas Mandiri
Pemilik 'Rumah Craft Silangit’, Yessi Silangit saat pameran Inacraft di JCC, Jakarta, Sabtu (17/4) siang. Ia membawa produknya, yakni tas hanmade kit. Pembeli bisa menjahit sendiri tasnya. (Foto-foto: Francisca Christy Rosana)
Rumah Craft Silangit Ajak Pembeli Jahit Tas Mandiri
Tas berbahan ulos produksi Yessi Silangit.
Rumah Craft Silangit Ajak Pembeli Jahit Tas Mandiri
Produk tas tak hanya dari kain bermotif kain tradisional, tapi juga universal.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sudah menjadi hal yang lumrah jika tas berbahan kain tradisional dijual dalam bentuk jadi. Lain halnya dengan Yessi Silangit, ia menawarkan pilihan penjualan tas yang berbeda dengan penjualan pada umumnya.

Yessi melalui  ‘Rumah Craft Silangit’ mengajak customer-nya merakit sendiri tas yang dibelinya. Ia menawarkan bahan-bahan tas dalam bentuk paket atau kit yang terdiri atas potongan tas, petunjuk perakitan, dan tambahan bahan lainnya seperti tali dan kain renda yang diperlukan.

“Saya ada kepuasan sendiri kalau pelanggan beli kit dan berhasil merangkai tas, lalu berhasil menjual barang. Kepuasannya beda dengan saya menjual tas jadi,” ujar Yessi kepada satuharapan.com saat pameran Inacraft di JCC, Jakarta, Sabtu (17/4) siang.

Ide penjual tas handmade ini berawal dari hobi. Yessi mengaku gemar membuat tas dan mengunggah hasil karyanya di media sosial Facebook.  

Lama-lama, kata Yessi, pesanan berdatangan tak disengaja. Ia pun berniat menjual tasnya dengan sistem online atau daring. Respons dari pengikut media sosialnya pun cukup positif, bahkan banyak di antaranya menginginkan Yessi membuat pelatihan pembuatan tas.

Berawal dari banyaknya permintaan workshop pembuatan tas membuat Yessi terdorong untuk menjual tasnya dalam bentuk potongan agar pembeli bisa menjahit sendiri calon tasnya.

“Di situ berlanjut, saya sering buat workshop dan segala macamnya. Jadi sekarang sudah 70 persen lebih ke arah mengajarnya dibanding menjual tas yang sudah ready,” kata perempuan asal Medan, Sumatera Utara itu.

Yessi memulai usaha ini sejak tahun lalu. Hingga tahun ini, pesanan setiap bulan terus berdatangan. Ia mengaku, 20 kit bisa dijualnya setiap bulan. Mayoritas pembeli pun berasal dari luar kota. Kendati Yessi tak bisa menutor pembeli secara langsung, ia telah menyematkan panduan perakitan tas menjadi satu paket pengiriman.

Yessi pun membuka kursus pembuatan tas di rumahnya, namun tidak berkelanjutan. Ia membuka kursus pada waktu-waktu tertentu.

“Peserta berkisar delapan orang, namun kalau menyewa gedung bisa sampai 14 orang. Kendalanya di listrik dan tempat,” kata dia.

Sementara itu, ia menjelaskan tas yang dijual pun tak berkiblat pada role model tertentu. Pada dasarnya model-model tasnya universal dan bisa dipakai seluruh kalangan. Ia juga menggunakan bahan-bahan dasar dari kain tradisional seperti ulos dan batik Pajajaran.

Kain yang dipakai untuk pembuatan tas handmade ini meliputi jenis kain linen, kanvas, dan katun. “Harga pun tergantung bahan, tas bisa dari Rp 300.000 sampai Rp 500.000. Namun untuk tas-tas dengan model yang sederhana  bisa dijual dengan harga di atas Rp 100.000,” ujar dia. 

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home