Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 10:58 WIB | Selasa, 20 Mei 2014

Rupiah IHSG Selasa Pagi Bergerak Melemah

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (20/5) bergerak melemah menjadi Rp 11.436 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 11.419 per dolar AS.

"Rupiah bergerak melemah namun cenderung terbatas setelah sempat stagnan di awal sesi perdagangan valuta asing pagi ini," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan bahwa masih adanya potensi konflik di Ukraina membuat permintaan atas aset "save heaven" seperti dolar AS menunjukkan peningkatan.

Dari dalam negeri, lanjut dia, adanya kepastian dari pendeklarasian para pasangan calon presiden dan calon wakil presiden diharapkan dapat menopang mata uang rupiah.

Di sisi lain, ia menambahkan bahwa dana asing yang juga masih cukup masif masuk ke pasar keuangan domestik seperti saham dan surat utang dapat menjadi sentimen positif bagi mata uang domestik.

"Kuatnya dana asing akan meningkatkan permintaan rupiah sehingga potensi penguatannya masih terbuka," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa setelah mengalami penguatan yang cukup signifikan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada hari ini cukup wajar dan itu merupakan koreksi sehat.

"Ke depan, masih cukup ruang bagi mata uang rupiah untuk kembali menguat seiring dengan fundamental perekonomian domestik yang masih cukup baik sehingga akan menarik perhatian investor global masuk ke aset-aset di dalam negeri," katanya.

IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa dibuka melemah sebesar 5,38 poin atau 0,11 persen menjadi 5.009,62.

Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 1,39 poin (0,16 persen) ke level 855,97.

Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa setelah muncul banyak pemberitaan mengenai pasangan calon presiden dan wakilnya dalam pemilu mendatang maka eforia politik cenderung berkurang.

"Berkurangnya eforia tersebut bukan dikarenakan pasar merespon negatif terhadap pendeklarasian salah satu pasangan calon presiden dan wakilnya, namun lebih dikarenakan mulai adanya aksi ambil untung setelah tidak adanya momen yang dijadikan bahan ekspektasi," ujarnya.

Di sisi lain, lanjut dia, bursa saham di kawasan Asia yang cenderung mendatar turut menghambat laju IHSG BEI. Penurunan indeks harga rumah di Tiongkok dapat memberikan sentimen negatif bagi laju bursa saham Asia.

"Pelaku pasar melihat masih adanya perlambatan dalam perekonomian Tiongkok terutama dari sisi industri properti," katanya.

Sementara itu, Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan bahwa tertekannya IHSG masih dinilai cukup wajar di tengah fluktuasi harian.

Menurut dia, indeks BEI akan kembali ke area positif seiring dengan arus dana asing yang masih mengalir dan cenderung meningkat. Per 19 Mei 2014, investor asing membukukan beli bersih (foreign net buy) mencapai Rp40,68 triliun.

"Secara umum IHSG masih dalam pola `uptrend`, diperkirakan indeks BEI akan bergerak di kisaran 4.954 - 5.056 poin," katanya.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 164,83 poin (0,73 persen) ke level 22.869,33, indeks Nikkei naik 95,97 poin (0,69 persen) ke level 14.102,41 dan Straits Times menguat 3,11 poin (0,10 persen) ke posisi 3.265,77. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home