Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 06:03 WIB | Rabu, 18 Maret 2015

Rupiah Melemah, Momentum Tingkatkan Ekspor

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel saat memberi keterangan Rachmat kepada para pewarta tentang kinerja ekspor impor di Gedung Utama Lantai 5 Kementerian Perdagangan, Jalan Muhammad Ihwan Ridwan Rais, Jakarta, Selasa (17/3). (Foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan para pengusaha atau eksportir jangan takut pelemahan rupiah, karena dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan ekspor Indonesia.

"Pelemahan rupiah ini merupakan momentum kita untuk meningkatkan ekspor," kepada para pewarta di Gedung Utama Lantai 5 Kementerian Perdagangan, Jalan Muhammad Ihwan Ridwan Rais, Jakarta, Selasa (17/3). 

Rachmat mengingatkan para pengusaha tidak terlalu terganggu dengan pelemahan rupiah sebab saat ini pemerintah memanfaatkan kondisi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tersebut dengan memberikan insentif yang beberapa waktu lalu telah dibahas para menteri di Kementerian Koordinator Perekonomian.

"Pemerintah berusaha bagaimana memanfaatkan hal ini dengan memberikan insentif, inilah yang sudah dibahas di Menko," kata Rachmat.

Rachmat menjelaskan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tersebut Indonesia berusaha untuk meningkatkan ekspor, salah satunya dengan diberikannya insentif. Namun untuk jangka panjang, harus ada pemetaan dimana saja yang menjadi hambatan dan menyebabkan biaya produksi tinggi.

"Jadi kita lakukan bukan hanya karena rupiah melemah, tapi memang harus kita manfaatkan. Namun secara jangka panjang, ekspor yang harus kita bangun adalah kita mempelajari dari awal bahan baku sampai menjadi barang akhir dan diekspor. Dimana yang memakan biaya tinggi," Rachmat menambahkan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Tjahya Widayanti, mengatakan bahwa paket kebijakan yang dibahas di Kementerian Koordinator Perekonomian bukan dalam rangka pengendalian defisit transaksi berjalan, akan tetapi lebih kepada reformasi struktural ekonomi Indonesia.

"Kemarin sudah dibahas apa-apa saja kebijakan yang akan dikeluarkan dalam rangka pelemahan rupiah. Tapi paket kebijakannya itu bukan dalam rangka untuk pengendalian current account deficit, tapi reformasi struktural reformasi Indonesia, yang salah satunya adalah, fasilitas yang diberikan untuk wajib pajak untuk investasi yang tinggi dan ekspor," kata Tjahya. (Ant).

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home