Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 19:57 WIB | Senin, 11 November 2013

Rupiah Senin Sore Melemah Menjadi Rp 11.451, IHSG Ditutup Melemah

Ilustrasi. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak melemah sebesar 76 poin menjadi Rp11.451 dibanding posisi sebelumnya (8/11) Rp 11.375 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa mata uang rupiah cenderung melemah menjelang pidato petinggi bank sentral AS (the Fed).

"Dolar AS kembali mempertahankan penguatannya terhadap mayoritas mata uang dunia menjelang pidato petinggi the Fed di tengah sinyal pertumbuhan perekonomian AS sehingga memungkinkan untuk dilakukannya pengurangan stimulus keuangan," kata dia.

Ia menambahkan dampak dari berhentinya kegiatan (shutdown) pemerintah AS beberapa waktu lalu diperkirakan tidak signifikan terhadap ekonominya. Pertumbuhan 204.000 pekerjaan baru pada bulan lalu mengindikasikan terbatasnya dampak "shutdown" terhadap perekonomian AS.

"Kondisi itu cukup mengembalikan `outlook` AS," kata dia.

Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong menambahkan pelemahan nilai tukar domestik tidak perlu terlalu dicemaskan dikarenakan volatilitasnya masih dapat dijaga.

"Jika fluktuasinya terlalu drastis tidak bagus dan rentan masuknya spekulan," katanya.

Menurut dia, kuncinya ada pada inflasi, apabila inflasi meningkat maka dapat membuat tekanan pada mata uang rupiah terhadap dolar AS lebih tajam.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp 11.486 dibanding sebelumnya (8/11) di posisi Rp11.404 per dolar AS.

 

IHSG Senin Ditutup Melemah Jadi 4.441 Poin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin kembali melemah menjadi 4.441,72 poin setelah nilai tukar rupiah kembali terdepresiasi.

IHSG BEI ditutup turun sebesar 34,99 poin atau 0,78 persen ke posisi 4.441,72. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 6,43 poin (0,86 persen) ke level 743,15.

"Depresiasi rupiah menjadi salah satu pendorong indeks BEI kembali melemah pada hari ini," ujar Analis PT Anugerah Securindo Indah, Bertoni Rio di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan spekulasi pasar terhadap suku bunga Bank Indonesia (BI rate) yang diperkirakan meningkat menambah sentimen negatif bagi IHSG BEI.

"Melihat fluktuaktifnya nilai tukar rupiah serta data neraca perdagangan berjalan Indonesia yang mengalami defisit sebesar 660 juta dolar AS, BI rate berpotensi naik sebesar 25 bps menjadi 7,50 persen. Jika hal itu terjadi maka akan dapat memberatkan pertumbuhan emiten pada kuartal IV 2013," kata dia.

Bertoni Rio menambahkan, pemberat menguatnya indeks BEI pada Senin (11/11) ini juga dipicu dari pelaku pasar asing yang kembali mengambil posisi jual. Tercatat pelakua pasar asing membukukan jual bersih (foreign net sell) mencapai Rp870 miliar.

Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 164.464 kali dengan volume mencapai 3,665 miliar lembar saham senilai Rp4,521 triliun. Efek yang mengalami penguatan sebanyak 89 saham, sebanyak 167 saham melemah, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 113 saham.

Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng menguat 325,46 poin (1,43 persen) ke level 23.069,85, indeks Nikkei-225 naik 183,04 poin (1,30 persen) ke level 14.269,84, dan Straits Times menguat 11,05 poin (0,35 persen) ke posisi 3.188,30. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home