Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:04 WIB | Sabtu, 27 Mei 2023

Rusia Teken Kesepakatan Penyebarkan Senjata Nuklir Taktis di Belarusia

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, kiri, dan Menteri Pertahanan Belarusia, Viktor Khrenin, bertukar dokumen selama pertemuan setelah sesi Dewan Menteri Pertahanan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) di Minsk, Belarusia, hari Kamis, 25 Mei 2023. (Foto: Vadim Savitsky/Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia via AP)

MINSK, SATUHARAPAN.COM-Rusia dan Belarusia menandatangani kesepakatan yang mengesahkan pengerahan senjata nuklir taktis Moskow di wilayah sekutunya, hari Kamis (25/5) meskipun kontrol senjata tetap berada di Kremlin.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan pengerahan senjata jarak pendek di Belarus awal tahun ini dalam langkah yang secara luas dilihat sebagai peringatan bagi Barat karena meningkatkan dukungan militer untuk Ukraina.

Kapan senjata itu akan dikerahkan tidak diumumkan, tetapi Putin mengatakan pembangunan fasilitas penyimpanan di Belarusia untuk senjata itu akan selesai pada 1 Juli.

Juga tidak jelas berapa banyak senjata nuklir yang akan disimpan di Belarusia. Pemerintah Amerika Serikat yakin Rusia memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis, yang meliputi bom yang dapat dibawa oleh pesawat terbang, hulu ledak untuk rudal jarak pendek, dan peluru artileri.

Senjata nuklir taktis dimaksudkan untuk menghancurkan pasukan dan senjata musuh di medan perang. Mereka memiliki jangkauan yang relatif pendek dan hasil yang jauh lebih rendah daripada hulu ledak nuklir yang dipasang pada rudal strategis jarak jauh yang mampu melenyapkan seluruh kota.

Penandatanganan kesepakatan terjadi saat Rusia bersiap menghadapi serangan balasan Ukraina yang sangat dinantikan. Baik pejabat Rusia maupun Belarusia juga membingkai langkah tersebut karena didorong oleh permusuhan dari Barat.

“Penyebaran senjata nuklir non strategis merupakan respons efektif terhadap kebijakan agresif negara-negara yang tidak bersahabat dengan kami,” kata Menteri Pertahanan Belarusia, Viktor Khrenin, di Minsk pada pertemuan dengan timpalannya dari Rusia, Sergei Shoigu.

“Dalam konteks eskalasi ancaman yang sangat tajam di perbatasan barat Rusia dan Belarusia, sebuah keputusan dibuat untuk mengambil tindakan balasan di bidang militer-nuklir,” tambah Shoigu.

Putin berpendapat bahwa dengan mengerahkan senjata nuklir taktisnya di Belarusia, Rusia mengikuti jejak Amerika Serikat, mencatat bahwa AS memiliki senjata nuklir yang berbasis di Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki.

Ditentang Kelompok Oposisi

Pemimpin oposisi Belarusia yang diasingkan, Sviatlana Tsikhanouskaya, mengutuk langkah tersebut. “Kita harus melakukan segalanya untuk mencegah rencana Putin menyebarkan senjata nuklir di Belarusia, karena ini akan memastikan kendali Rusia atas Belarusia untuk tahun-tahun mendatang,” kata Tsikhanouskaya kepada The Associated Press. “Ini akan semakin membahayakan keamanan Ukraina dan seluruh Eropa.”

Analis militer independen Belarusia, Aliaksandr Alesin, mengatakan sekitar dua pertiga dari persenjataan rudal berujung nuklir jarak menengah Rusia disimpan di Belarusia selama Perang Dingin, menambahkan bahwa ada lusinan fasilitas penyimpanan era Uni Soviet yang masih dapat digunakan.

Senjata nuklir Uni Soviet yang ditempatkan di Belarusia, Ukraina, dan Kazakhstan dipindahkan ke Rusia dalam kesepakatan yang ditengahi AS setelah pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991.

“Dokumen di Minsk tentang pengembalian senjata nuklir ditandatangani tepat pada saat Ukraina menyatakan serangan balasan dan negara-negara Barat menyerahkan senjata ke Kiev,” kata Alesin kepada AP.

“Balkon nuklir Belarusia ini seharusnya merusak mood para politisi di Barat, karena rudal nuklir mampu menjangkau Ukraina, seluruh Polandia, negara-negara Baltik, dan sebagian Jerman.”

Khrenin juga mengumumkan rencana untuk “membangun potensi tempur kelompok regional pasukan Rusia dan Belarusia,” termasuk transfer sistem rudal Iskander-M ke Minsk, yang mampu membawa muatan nuklir, dan anti-pesawat S-400 sistem rudal.

Rusia dan Belarusia memiliki perjanjian aliansi di mana Kremlin mensubsidi ekonomi Belarusia, melalui pinjaman dan potongan harga minyak dan gas Rusia. Rusia menggunakan wilayah Belarusia sebagai tempat persiapan untuk masuk menyerang negara tetangga Ukraina dan mempertahankan kontingen pasukan dan senjata di sana. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home