Loading...
FOTO
Penulis: Kris Hidayat 13:09 WIB | Jumat, 22 November 2013

Ruwatan Benih: Merawat dan Memuliakan Benih Tanaman Pangan

Ruwatan Benih: Merawat dan Memuliakan Benih Tanaman Pangan
Ruwatan Benih, yang dilakukan para petani dalam pertemuan dan peresmian Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) di Bogor, Jumat (22/11) (Foto: Kris Hidayat).
Ruwatan Benih: Merawat dan Memuliakan Benih Tanaman Pangan
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Ir. Udhoro Kasih Anggoro, MS turut menyaksikan Ruwatan Benih.
Ruwatan Benih: Merawat dan Memuliakan Benih Tanaman Pangan
Makanan dan perlengkapan warisan tradisi yang melengkapi kebahagiaan para petani.
Ruwatan Benih: Merawat dan Memuliakan Benih Tanaman Pangan
Benih yang dipamerkan dalam pertemuan para petani pemulia.

BOGOR, SATUHARAPAN.COM - Sekitar 187 petani perwakilan 42 kabupaten bersama-sama melaksanakan ruwatan benih di Bogor, Jumat (22/11).  Ruwatan benih adalah tradisi petani dalam menghormati dan menghargai benih sebagai bagian penting dari kehidupan petani. Acara ini juga disertai dialog dan pelatihan petani dalam pengelolaan benih yang unggul, serta pameran benih dari bersumber dari para petani itu sendiri. 

Tanah adalah ibu yang memberi kita makan untuk kehidupan.
Ibu adalah mahluk sehingga ibu harus dihargai,
diperlakukan dengan sopan dan dikelola dengan arif.

Benih adalah anak,ia harus didik dan diperlakukan dengan baik.
Disapih dan ditimang seperti bayi.
Dijaga supaya menjadi induk yang baik.
dihormati supaya bernas, jangan dibiarkan terlalu berpanasan.
Benih harus ditinggikan dan diantung supaya kelak melahirkan generasi yang baik.

Itulah potongan jampe atau doa benih yang biasa dilantunkan warga kasepuhan Ciptagelar, Sukabumi saat akan menanam dan menyimpan benih. Dari doa itu, terlihat jelas soal kedudukan dan posisi benih bagi petani. Benih dan petani adalah senyawa tak terpisahkan. 

Tak ada petani tanpa benih, pun demikian tak akan lestari benih tanpa campur tangan petani. Para petani terus menjaga keberadaan benih melalui sistem sosial budayanya. Ribuan tahun sudah petani mengelola benih dengan kearifannya. Setidaknya sejak 1960an petani telah mengembangkan 1,9 juta jenis/varietas tanaman. Untuk tanaman pangan, petani memuliakan 5000 tanaman pangan dan menjadi penyumbang terbesar pada bank benih dunia.

Dengan keragaman benih itulah maka muncul keragaman pangan. Di Indonesia masih banyak kita jumpai pangan yang beraneka ragam tiap daerah di seluruh penjuru negeri. Hal ini bisa mungkin karena adanya keragaman bahan pangan yang didukung keragaman benih yang dikelola petani. Keanekaragaman pangan sangat penting bagi negara berkembang seperti Jndonesia. Menurut kajian Oxfam Internasional, pada saat krisis pangan tahun 2008 lalu, negara yang memiliki keragaman pangan tinggi yang paling tahan guncangan pangan global. Indonesia adalah salah satu negara yang tak terpengaruh gejolak harga pangan pada saat itu.

Demikianlah pentingnya peran benih yang dikelola petani, tidak hanya mampu menyediakan keragaman, namun secara tidak langsung menjamin ketahanan pangan. Sejarah Indonesia telah membuktikan pentingnya penguasaan benih oleh petani. Petani telah berhasil mengelola benih dan produksi pangan dengan baik sehingga berhasil menyediakan pangan bagi masyarakat. Hampir semua jenis pangan mampu diproduksi sendiri tanpa tergantung pada perdagangan global.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home