Sadari Akui
SATUHARAPAN.COM – Kalau kita sakit, hal pertama yang harus kita lakukan adalah sadari dan akui bahwa kita sakit. Hanya dengan demikian kita bisa mencari cara pengobatannya. Menyangkali bahwa kita sakit, bukan hanya akan membuat penyakit itu lebih parah, bahkan bisa menjalar ke bagian-bagian lain yang tidak sakit, jadi ikut-ikutan sakit.
Soal terorisme, tidakkah juga demikian? Yang satu menyangkal bahwa teroris itu tidak beragama, bahwa itu cuma pengalihan isu. Dan yang lain menyangkal, bahwa ini bukan soal agama, ini soal politik, lengkap dengan lampiran foto orang-orang dari berbagai agama yang sedang memasang senyum ramah.
Penyangkalan demikian tidak produktif. Betul, bahwa itu hanya dilakukan sekelompok orang dari agama tertentu - dan karenanya kita tidak bisa mengeneralisirnya. Betul, bahwa bisa saja itu ditunggangi kepentingan politik tertentu. Tetapi, perlu disadari dan diakui dulu bahwa ada pemahaman “keagamaan yang sakit dan berbahaya” yang beredar di masyarakat. Setelah itu baru bisa dicari penyebabnya dan langkah penangkalannya.
Itu yang dilakukan di Afrika Selatan dulu, ketika Nelson Mandela naik jadi presiden, salah satu hal yang ia lakukan adalah membersihkan kaum radikalisme agama dari masyarakat. Mandela sadar betul bahwa suburnya sikap apartheid di sana turut ditopang pemahaman “keagamaan yang sakit.”
Setiap agama punya sisi gelap. Sejarah tidak akan bohong.
Editor: Tjhia Yen Nie
Rubrik ini didukung oleh PT Petrafon (www.petrafon.com )
Polri Terima 18 Personel Penyandang Disabilitas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen...