Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 17:30 WIB | Kamis, 20 Agustus 2015

Sandera Terancam Dipenggal Lolos Saat Militer Filipina Menyerbu

Pasukan Filipina memburu pemberontak di Zamboanga Filipina. (Foto: inquirer.net)

MANILA, SATUHARAPAN.COM - Dua penjaga pantai Filipina, yang disandera pegaris keras Abu Sayyaf terkait Al-Qaeda, berhasil melarikan diri ketika pasukan pemerintah menyerbu tempat persembunyian kelompok itu dan menewaskan 15 anggotanya, kata militer, hari Kamis (20/8).

Gringo Villaruz dan Allan Pagaling menyelinap keluar dari sarang Abu Sayyaf secara terpisah pada Rabu (19/8) malam dan berlari menerobos hutan ketika penyandera mereka terlibat bakutembak dengan pasukan khusus tentara, kata juru bicara satuan militer tersebut, Kapten Antonio Bulao.

Kedua pria itu, yang diculik pada Mei bersama seorang lain, yang kemudian dipancung, bersembunyi di desa sekitar 1,5 kilometer, kata Bulao.

Mereka tidak saling mengetahui soal pelarian masing-masing, sampai keduanya bertemu di rumah sakit militer setempat, Kamis (20/8), untuk dirawat lukanya, kata juru bicara tersebut.

Militer pada pekan ini melancarkan upaya berbahaya untuk menyelamatkan 11 sandera --termasuk Villaruz dan Pagaling serta dua warga Malaysia, seorang WN Belanda dan seorang WN Korea Selatan-- setelah militan memancung sandera ke-12 pekan lalu.

"Pertempuran sengit membuka peluang bagi mereka (kedua sandera) untuk melarikan diri karena Abu Sayyaf fokus pada tentara kami," kata Bulao menceritakan kembali saat-saat dramatis di basis kuat militan di Pulau Jolo di wilayah selatan.

Militer mengatakan 15 anggota kelompok bersenjata Abu Sayyaf tewas, namun hanya lima mayat yang ditemukan, sementara beberapa tentara mengalami cidera ringan. 

Nasib kesembilan sandera lain tidak diketahui, kata Bulao kepada AFP.

"Operasi ini akan berlanjut. Kami tidak akan menyerah karena kami menguasai keadaan," kata Bulao.

Penculik itu diduga dipimpin Yasser Igasan, salah satu pemimpin paling senior kelompok tersebut yang diyakini melarikan diri setelah serbuan itu, imbuh Bulao.

Kedua penjaga pantai itu diculik di kota pelabuhan Dapitan yang terletak sekitar 250 km dari Jolo pada Mei, bersama dengan seorang pejabat desa, Rodolfo Boligao.

Ketiga pria itu kemudian diperlihatkan dalam video bertelanjang dada dan ditutup matanya, yang kemudian beredar di media sosial, dengan seseorang bertopeng di belakang mereka mengacungkan parang di leher mereka.

Mayat Boligao yang terpenggal ditemukan di sebuah jalan yang gelap di Jolo pekan lalu, setelah pemerintah menolak tuntutan tebusan Abu Sayyaf yang tidak disebutkan secara spesifik.

Pertempuran terpisah di pulau Basilan, Rabu, menewaskan lima anggota Abu Sayyaf dan seorang tentara, kata militer.

Wilayah miskin Jolo dan Basilan dikenal sebagai basis kuat kelompok Abu Sayyaf, terdiri atas ratusan pria bersenjata yang dibentuk pada tahun 1990-an dengan dana awal dari jaringan Al-Qaeda Osama Bin Laden.

Kelompok itu terlibat dalam penculikan untuk mendanai operasinya, seringkali menyasar warga asing dan terkadang memenggal sandera jika tebusan yang diminta tidak dibayarkan.

Kelompok tersebut juga dituding atas serangan bom terburuk di negara tersebut, termasuk pengeboman sebuah kapal feri di lepas pantai Teluk Manila pada 2004 yang menewaskan lebih dari 100 orang. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home