Loading...
SAINS
Penulis: Putu Ayu Bertyna Lova 09:09 WIB | Sabtu, 04 Mei 2013

Sehat dan Semangat dengan Lupus

Sehat dan Semangat dengan Lupus
Talkshow Lupus dan Keragamannya di RSCM pada Jumat (3/5) (dok: foto-foto Ayu B. Lova)
Sehat dan Semangat dengan Lupus
Ketua Panitia rangkaian kegiatan Hari Lupus Dunia 2013, Nur Husna
Sehat dan Semangat dengan Lupus
Ketua Yayasan Lupus Indonesia (YLI), Tiara Savitri
Sehat dan Semangat dengan Lupus
Ahli Penyakit Dalam, Prof. dr. Zubairi Djoerban
Sehat dan Semangat dengan Lupus
Delegasi YLI yang berangkat ke Buenos Aires, Argentina
Sehat dan Semangat dengan Lupus
Kriteria penyakit Lupus yang baru, sensitifitasnya 92 persen
Sehat dan Semangat dengan Lupus
Mentor yang mengajarkan olahraga bagi pasien Lupus, mas Rahmat
Sehat dan Semangat dengan Lupus
Salah satu adegan dalam dvd

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Orang Dengan Lupus (Odapus) bisa hidup “normal” dan memiliki harapan hidup yang tinggi. Hal ini terungkap di Talkshow Lupus dan Keragamannya pada Jumat (3/5)  yang difasilitasi oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Odapus selama ini sering memiliki kekhawatiran karena sejumlah mitos tidak benar yang beredar di masyarakat. Dikatakan Odapus tidak boleh berolahraga dan melakukan aktifitas fisik lainnya, karena tubuh mereka sangat mudah lelah.

Banyak orang beranggapan Lupus adalah penyakit langka dan jumlah pasiennya sedikit. Kenyataannya jumlah pasien penyakit ini cukup banyak dan semakin meningkat. Lupus merupakan salah satu dari penyakit yang mematikan dan setara dengan kanker, dan banyak menyebabkan kematian. Salah satu pembicara, Prof. dr. Zubairi Djoerban, menyebutkan angka kematian penyakit Lupus berada dikisaran 50 orang per tahun.

Penyakit Lupus atau lengkapnya Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan penyakit kronik atau menahun dan dikenal sebagai penyakit autoimun. Manusia membentuk antibodi yang gunanya melindungi tubuh dari berbagai serangan virus, kuman, bakteri. Pada Lupus produksi antibodi yang seharusnya normal menjadi berlebihan. Sehingga antibodi ini tidak lagi berfungsi untuk menyerang virus, kuman, bakteri yang masuk kedalam tubuh, tetapi malah menyerang sel dan jaringan tubuhnya sendiri. Lupus dikatakan great imitator alias peniru ulung, atau juga disebut sebagai penyakit seribu wajah karena seringkali gejalanya menyerupai penyakit lain (mimikri). Reaksi autoimun ini bisa mengenai berbagai sistem tubuh seperi jaringan kulit, otot, tulang, ginjal, sistem saraf, sistem kardiovaskuler, paru-paru, lapisan paru-paru, hati, sistem pencernaan, mata, otak, maupun pembuluh darah dan sel-sel darah. Dan hampir separuh pasien Lupus terserang organ vitalnya.

Gejala awal yang dialami seseorang, bila ia terkena penyakit Lupus adalah timbulnya rasa sakit pada sendi atau tulang. Demam berkepanjangan atau panas tinggi yang bukan disebabkan infeksi. Sering merasa cepat lelah, kelemahan berkepanjangan. Ruam pada kulit, anemia atau kurang darah. Gangguan ginjal seperti kebocoran ginjal, protein banyak terbuang melalui urin. Sakit di dada bila menghirup nafas dalam. Bercak merah pada wajah yang berbentuk seperti kupu-kupu atau butterfly rash. Sensitive terhadap sinar matahari atau kulitnya mudah gosong bila berjemur. Rambut rontok. Ujung jari berwarna kebiruan atau pucat. Stroke. Penurunan berat badan. Sakit kepala. Kejang. Sariawan yang hilang timbul. Keguguran. “Jika ada empat dari gejala tersebut terdapat pada anda, periksakan diri segera, setelah serangkaian tes, maka diagnosis Lupus bisa ditegakkan, ” kata dr. Zubairi Djoerban.

Faktor penyebab dan pengobatan penyakit Lupus sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Lupus bukan penyakit yang disebabkan virus, kuman dan bakteri, sehingga tidak menular. Keterlibatan genetik, hormon dan lingkungan diduga sebagai faktor penyebab lupus. Tapi sebuah kesimpulan didapatkan melalui Delegasi Yayasan Lupus Indonesia, yang mengikuti 10th International World Lupus Congress di Buenos Aires, Aregentina. Dikatakan bahwa faktor genetik hanya menyumbangkan tujuh persen pada kemungkinan menurunnya penyakit Lupus.

Lalu apa yang harus dilakukan bila sudah menjadi pasien Lupus? Yang harus dilakukan adalah melakukan kontrol secara berkala ke dokter. Minumlah secara teratur obat yang diberikan oleh dokter. Biasakan gaya hidup sehat dengan memperhatikan keadaan fisik dan psikis seperti, berpikiran sehat, jiwa sehat, tubuh sehat, selalu berpikir positif, dan mengelola stress. Makan makanan yang sehat, sehingga nutrisi yang masuk ke tubuh seimbang. Lakukan latihan atau olahraga dan istrirahat yang cukup. Cegah kelelahan yang berlebihan. hindari rokok dan sinar matahari. Hindari situasi atau keadaan yang membuat stress. Cari dukungan psikososial dari lingkungan dan edukasi yang positif serta realistis.

Olahraga atau latihan wajib dilakukan bagi Odapus. Lakukan latihan ringan seperti jalan kaki atau jalan cepat 30 menit setiap hari untuk mendapatkan efek latihan yang baik. Ini dilakukan untuk melatih otot-otot, dan mengembalikan kebugaran tubuh. Yayasan Lupus Indonesia pada saat talkshow menyediakan dvd latihan yang berisi olahraga apa saja yang boleh dilakukan oleh Odapus, dan bagaimana cara melakukannya, disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing Odapus. Ketua Yayasan Lupus Indonesia, Tiara Savitri, yang juga menjadi salah satu model DVD tersebut, membuktikan dengan latihan fisik yang ia jalani dengan pengawasan seorang mentor selama ini, Rahmat, ia dapat melakukan banyak hal, termasuk memanjat gunung.

Odapus dapat melakukan banyak hal. Penyakit Lupus tidak akan menghambat dan menjadi penghalang untuk melakukan banyak hal. Asal Odapus benar-benar memperhatikan dan menjalankan petunjuk dokter dan gaya hidup sehat.

Editor : Yan Chrisna


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home