Loading...
RELIGI
Penulis: Sotyati 08:16 WIB | Selasa, 30 Agustus 2016

Sekjen Apresiasi Dua Majelis Buddha Munas Bersama

Sekjen Kemenag Nur Syam. (Foto: kemenag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sekretaris Jenderal Kementerian Agama yang juga Pgs Dirjen Bimbingan Masyarakat Buddha, Nur Syam, mengapresiasi dua majelis agama Buddha yang hendak menyelenggarakan musyawarah nasional (munas) bersama, baik tempat maupun waktunya.

"Atas nama pemerintah, Kemenag mengapresiasi munas dua majelis ini. Kami tak lupa mengucapkan banyak terima kasih atas peran dan sumbangsih majelis ini di jalur keagamaan terhadap masyarakat, khususnya umat Buddha yang tergabung dalam dua majelis ini," kata Nur Syam, saat menerima Ketua Umum Dewan Klenteng Indonesia (DKI), Romo Budiono dan pengurus, serta Ketua Umum Majelis Agung Penghayat Tri Dharma (Maptri) Linda Souw dan pengurus, di Ruang Kerja Sekjen, Gedung Kemenag Lapangan Banteng Jakarta, Senin (29/8). Ikut mendampingi Sekjen, para pejabat di lingkungan Ditjen Bimas Buddha.

Sekjen melihat, majelis dan sekte-sekte agamalah sebenarnya yang mempunyai umat. Pemerintah lebih berposisi sebagai fasilitator. Dalam kesempatan tersebut, Sekjen menyampaikan dua poin penting terkait penyelenggaraan munas tersebut.

"Pertama, pemilihan pemimpin dan struktur organisasi. Silakan dibicarakan dengan baik teknisnya. Namun, mohon untuk mengedepankan prinsip musyawarah untuk mufakat. Apa pun dasarnya, entah faktor usia, kedewasaan, senioritas dan lain sebagainya, usahakan untuk mengedepankan musyawarah. Voting itu jalan terakhir. Ini penting dan sebagai kunci bagi keberlangsungan majelis ini. Carilah figur yang tepat, dengan kriteria dan kapasitas yang telah disepakati. Musyawarah sangat penting untuk memperkecil peluang perpecahan," ucap Sekjen.

Kedua, Sekjen berpesan, agar munas yang rencananya diselenggarakan pada 11-12 September 2016 di Puncak, Bogor tersebut, menghasilkan program kerja yang benar-benar dibutuhkan anggota majelis. Menurutnya, dalam membuat program, tidak sekadar berdasarkan keinginan pengurus, namun lebih dari itu adalah mendengarkan suara dari bawah. Program kerja yang dihasilkan, Nur Syam berharap sesuai dengan kebutuhan anggota majelis ini dan masyarakat Buddha pada umumnya.

"Sekali lagi, soliditas majelis menjadi titik tekan paling utama. Mari, kita bangun kebersamaan di internal, pasti yang keluar juga kebersamaan," Sekjen menekankan.

Romo Budiono yang juga ahli Fengshui tersebut menjelaskan, dua majelis ini masuk kategori majelis Agama Buddha yang tertua di Indonesia. Namun, karena beberapa hal, stagnan. Diharapkan, dalam munas pertama ini, kedua majelis mampu menjalankan perannya sebagai majelasi Agama Buddha untuk menuntun masyarakat Buddha agar bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat. (kemenag.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home