Sekolah Kembali Terapkan Kurikulum 2006
LEBAK, SATUHARAPAN.COM - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak, Banten, kembali menerapkan proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lebak Asep Komar Hidayat, Jumat (9/1) mengatakan, sebagian besar sekolah di berbagai tingkatkan mulai SD,SMP dan SMA/SMK kembali menerapkan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
“Penerapan KTSP 2006 itu, setelah pemerintah pusat menghentikan sementara Kurikulum 2013,” katanya.
Namun, penerapan Kurikulum 2013 tetap berlaku bagi 16 sekolah yang dijadikan "pilot project".
Dari 16 sekolah itu terdiri atas SD sebanyak tujuh sekolah, SMP empat sekolah, SMK dua sekolah dan SMA tiga sekolah.
"Kami pada dasarnya tetap melaksanakan kebijakan pusat apakah itu menggunakan Kurikulum 2013 atau KTSP 2006," katanya.
Menurut dia, penerapan KTSP 2006 diharapkan sekolah menggunakan buku lama yang sudah ada dan tidak perlu membeli buku baru, karena buku-buku KTSP dulu itu dibeli oleh dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
"Buku-buku tersebut menjadi aset sekolah dan bisa digunakan kembali," katanya.
Penerapan KTSP tentu berbeda dengan Kurikulum 2013. “Untuk KTSP, setiap guru menyusun silabus sendiri dan berimplikasi pada kewajiban guru menyiapkan bahan ajar dengan menggunakan buku yang dibuatnya,” kata dia.
Proses penerapan KTSP ini tidak begitu sulit karena guru sudah mengetahuinya, terlebih perangkat pendukung sudah ada salah satunya buku itu.
Ia menjelaskan Kurikulum 2013 dan KTSP tidak begitu jauh untuk capaian kemampuan dasar, namun berbeda hanya cara pembelajaran di kelas dan cara penilaiannya.
Penerapan Kurikulum 2013 digunakan cara penilaian autentik, yang menggunakan penilaian kualitatif dengan banyak unsur.
"Kami berharap sekolah yang menggunakan KTSP benar-benar dapat meningkatkan kualitas pendidikan," katanya.
Gunawan, seorang siswa SMP Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak mengatakan sekolahnya kembali proses KBM menggunakan KTSP 2006, sedangkan buku-buku paket Kurikulum 2013 masih dipakai untuk sementara.
Ia berhara, dengan kembali KTSP 2006 akan lebih mudah belajar dibandingkan Kurikulum 2013, yang padat pelajarannya dan sulit dipahami.
"Kami merasa tenang belajar menggunakan KTSP karena tidak ada beban psikologis dibandingkan Kurikulum 2013," katanya. (Ant)
Editor : Sabar Subekti
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...