Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 19:42 WIB | Minggu, 14 Juni 2015

Sektor Keuangan Syariah Berperan Dalam Pembangunan

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ketua DPD Irman Gusman (keempat kiri), Menhub Ignasius Jonan (kedua kiri), MenPU dan Pera Basuki Hadimuljono (ketiga kiri), Gubernur Lampung M Ridho Ficardo (kedua kanan) meninjau kapal feri atau ro-ro (roll on roll off) dan pengoperasian dermaga di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Sabtu (13/6). Presiden meresmikan pembangunan Dermaga VI Pelabuhan Bakauheni dan pengoperasian tiga kapal feri berukuran 5.330 GT (gross ton) sebagai implementasi percepatan pembangunan tol laut guna mendukung kelancaran mobilisasi penumpang antar pulau di Indonesia. (Foto: Antara)

JAKARTA SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo menegaskan sektor keuangan syariah memiliki peran dalam pembangunan antara lain mendorong perputaran ekonomi sehingga harus terus dikembangkan.

"Perluasan  pangsa  pasar  keuangan  syariah  ini  masih  sangat  terbuka  mengingat  berdasarkan  data  Bank  Dunia  2014, tercatat  hanya  36,1 persen  dari  orang  dewasa  di  Indonesia  yang  memiliki  account  di  lembaga  keuangan  formal," kata Presiden saat menghadiri acara pencanangan program Aku Cinta Keuangan Syariah yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Senayan, Jakarta, Minggu (14/6).

Presiden menjelaskan saat  ini  jumlah  nasabah  keuangan  syariah  sudah  mencapai  lebih  18  juta  rekening.  Indonesia  juga  merupakan  negara  dengan  jumlah  lembaga  keuangan  mikro  terbesar  di  dunia, sebagian  berbentuk  BMT  dan  koperasi  jasa  keuangan  syariah,  serta  merupakan  negara  penerbit  sukuk  negara  terbesar,  dan  satu-satunya  negara  yang  menerbitkan  sukuk  ritel.

Oleh karena itu, Kepala Negara berpesan agar keuangan syariah terus dikembangkan termasuk mendorong masyarakat memahami jenis-jenis keuangan syariah.

"Kuncinya  adalah  membangun  pemahaman  masyarakat  secara  berkelanjutan,  inovasi  layanan,  serta  perlindungan  kepada  nasabah," kata Presiden.

Sementara itu Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad mengatakan meski tumbuh pesat namun bila dibandingkan dengan jasa keuangan nasional jumlahnya masih relatif kecil.

Menurut data OJK, kata Muliaman, per Maret 2015 industri perbankan syariah terdiri 12 Bank Umum Syariah dengan 22 unit usaha Syariah yang dimiliki oleh Bank Umum Konvensional dan 163 BPRS dengan total aset sebanyak Rp 264,81 triliun dengan pangsa pasar 4,88 persen.

Sementara jumlah pelaku Industri Keuangan Non-Bank syariah 98 lembaga di luar LKM yang terdiri dari usaha jasa Takaful (asuransi syariah) yang mengelola aset senilai Rp 23,80 triliun disamping usaha pembiayaan syariah yang mengelola aset senilai Rp19,63 triliun serta lembaga keuangan syariah lainnya dengan aset senilai Rp 12,86 triliun. 

Secara keseluruhan pangsa pasar industri keuangan non-bank syariah telah mencapai 3,93 persen dibandingkan total aset Industri keuangan non-bank secara umum.

Adapun pasar modal syariah yang dikembangkan dalam rangka mengakomodasi kebutuhan masyarakat di Indonesia untuk berinvestasi di produk-produk pasar modal sesuai prinsip dasar syariah.

Hingga akhir Maret 2015 total saham syariah yang diperdagangkan di pasar modal syariah mencapai nilai Rp3.037,46 triliun sementara sukuk korporasi yang diperdagangkan mencapai Rp 7,1 triliun dan Reksadana syariah sebesar Rp 11,7 triliun. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home