Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Bayu Probo 13:05 WIB | Kamis, 11 September 2014

Sempidan Kalimantan, Penghuni Hutan Primer

Sempidan Kalimantan (Lophura bulweri). (Foto: wikipedia)

SATUHARAPAN.COM – Sempidan Kalimantan (Lophura bulweri), juga termasuk suku Phasianidae yang hidup di permukaan tanah. Bersarang di tanah, tetapi tidur di pohon. Sayap pendek membulat, ekor umumnya panjang.

Jantan biasanya sangat indah, sedangkan betina berwarna suram (untuk menyamar). Beberapa jenis mempunyai suara nyaring bersih. Banyak jenis yang menggunakan sayap untuk membuat bunyi mendengung atau menunjukkan gerakan bergoyang. Kebanyakan jantannya mempunyai taji pada kaki. Terbang hanya untuk jarak pendek, tetapi dapat berlari dengan baik.

Berukuran besar dan indah (jantan 77-80 cm, betina 55 cm). Jantan memiliki pial muka biru dan panjang, ekor putih melengkung berkembang. Tubuhnya hitam kebiruan dengan pinggiran bulu biru. Betina berwarna cokelat suram berbintik-bintik, kulit muka biru.

Paruhnya berwarna tanduk gelap, kaki dan tungkai merah, jantannya bertaji kecil. Pada musim bercumbu mengeluarkan dengingan dan ratapan menusuk. Hanya dapat ditemukan di Pulau Kalimantan.

Menghuni hutan pegunungan primer dan hutan pegunungan bawah pada ketinggian 150-1.500 m. Terbatasnya penelitian lapangan yang dilakukan menyimpulkan bahwa Sempidan Kalimantan termasuk jenis yang suka berpindah-pindah. Burung ini sangat bergantung pada hutan dataran rendah, terutama untuk mencari makan, dan setelah berbiak burung ini kembali ke daerah pegunungan. Burung ini mungkin tidak akan menampakkan diri di area yang sama selama bertahun-tahun.

Diperkirakan jumlah totalnya antara 2.500-10.000 ekor dan terus mengalami penurunan. Ancaman utama terhadap burung ini adalah hilangnya habitat hutan akibat adanya kegiatan penebangan hutan komersial berskala besar, pembukaan hutan untuk dijadikan perkebunan karet dan kelapa sawit, kebakaran hutan, serta diperparah oleh kegiatan perburuannya untuk dikonsumsi. Diyakini pula bahwa akibat kegiatan pembukaan hutan tersebut akan memutuskan jalan menuju daerah untuk mencari makannya, dan demikian akan menurunkan kemampuan berbiaknya. Statusnya kini adalah rentan. (IUCN)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home