Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 12:26 WIB | Jumat, 20 Maret 2015

Sepelekan ISIS, Parlemen Tidak Sensitif Masalah Bangsa

Pengamat keislaman dan Timur Tengah Zuhairi Misrawi. (Foto: Dok. satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pengamat keislaman dan Timur Tengah Zuhairi Misrawi menilai wakil rakyat di Gedung Parlemen Senayan yang menyepelekan keberadaan Islamic State Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia tidak sensitif pada kemaslahatan masyarakat.

Sebab, menurut dia, keberadaan ISIS telah mengancam kehidupan masyarakat di Timur Tengah dan Indonesia berpotensi menjadi target operasi kelompok radikal tersebut.

"Kalau ada yang menganggap sepele, artinya mereka tidak sensitif. Keberadaan ISIS tidak bisa dianggap sepele, karena sudah mengancam negara-negara Timur Tengah dan Indonesia berpotensi jadi rekrutan mereka," kata Zuhairi kepada satuharapan.com, di Jakarta, Jumat (20/3).

Dia berpandangan, ISIS harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, lewat pendekatan hukum dan kultural atau pemberdayaan masyarakat‎. Sementara untuk 16 WNI yang diduga kuat telah bergabung dengan ISIS melalui jalur biro perjalanan ke Turki, Zuhair meminta pemerintah agar menarik paksa pulang ke Tanah Air.

“Mereka itu WNI dan harus ditindak sesuai aturan hukum yang berlaku, lebih lanjut pemerintah menggali informasi dari mereka guna mengetahui aktor utama ISIS di Indonesia, apakah masih pemain lama atau sudah baru,” ujar sosok yang merupakan penulis dan intelektual muda Nahdlatul Ulama itu.

Selain itu, Zuhairi pun menegaskan ini adalah momentum pemerintah untuk kembali menegakkan ideologi Pancasila sebagai dasar kehidupan bangsa Indonesia. Sebab, menurut dia, hanya Pancasila yang mampu menjadi antitesa kelompok radikal ISIS. “Dengan begitu Indonesia bisa mencegah paham ISIS berkembang biak di Tanah Air,” tutur dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyarankan pemerintah tidak berlebihan dalam menghadapi masalah bergabungnya warga negara Indonesia ke ISIS. Menurut Politisi PKS itu, masih banyak masalah yang lebih penting untuk diselesaikan oleh pemerintah.

"Kalau kita harus waspada, ya waspada. Tapi, jangan kita berbulan-bulan mengkhawatirkan ini seperti tidak ada hal lain yang lebih penting yang harus kita selesaikan," kata Fahri di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/3).

Menurut Fahri, isu ISIS merupakan produk industri dunia internasional. Jika terlalu fokus terhadap masalah ini, Indonesia tidak bisa menyelesaikan permasalahan di dalam negeri sendiri yang harusnya lebih diprioritaskan.

Dia pun berpandangan, Indonesia saat ini memiliki segudang agenda lain yang harus diprioritaskan, seperti mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan membangun ekonomi nasional yang kuat.

Jika ekonomi Indonesia sudah membaik, politisi Partai Keadilan Sejahtera ini meyakini dengan sendirinya WNI tak akan tertarik lagi untuk bergabung dengan ISIS. "Kalau orang frustrasi secara ekonomi itu dia bom waktu masif. Yang bisa jadi menjadi keputusan masyarakat untuk bergabung dengan ISIS," ujar dia.

Fahri lalu membandingkan dengan Turki, salah satu negara berpenduduk mayoritas Muslim yang bersebelahan dengan Suriah. Menurut dia, Turki tetap stabil dalam menghadapi ISIS karena ekonominya sudah mapan. "Mana yang lebih penting? Itu (ISIS) yang kita ributkan atau kita menyelesaikan masalah kesejahteraan rakyat?" ucap Fahri.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home