Serangan Bom di Afghanistan, Lima Orang Tewas
KABUL, SATUHARAPAN.COM-Serangan bom di Kabul dan wilayah di Afghanistan utara, serta penyergapan di selatan negara itu menewaskan sedikitnya lima orang pada hari Rabu (19/8) dan melukai 15 lainnya, kata para pejabat.
Dua bom meledak menargetkan pegawai pemerintah di ibu kota Afghanistan, menewaskan dua orang, termasuk seorang petugas polisi, dan melukai dua lainnya, kata polisi.
Sementara itu di Puli Khumri, ibu kota Provinsi Baghlan utara, sebuah bom menargetkan kendaraan milik departemen intelijen provinsi, menewaskan dua anggota dinas dan melukai 11 orang, termasuk militer dan warga sipil, kata Nazir Najem, juru bicara gubernur .
Di Provinsi Urozgan di selatan, orang-orang bersenjata menyergap kendaraan kepala intelijen di kota Tarin Kowt, membunuhnya dan melukai dua anggota dinas lainnya, kata Zelgay Ebadi, juru bicara gubernur.
Tidak ada yang langsung mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Juru bicara kepolisian Kabul, Ferdaws Faramarz, mengatakan salah satu bom itu ditempelkan ke kendaraan polisi, sementara yang lain ditempelkan ke mobil milik kementerian pendidikan. Polisi sedang menyelidiki, katanya.
Serangan Kelompok ISIS
Juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, mengatakan dia tidak mengetahui ledakan di Kabul. Sementara itu, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan mortir sehari sebelumnya di Kabul yang menewaskan tiga orang, termasuk dua pegawai pemerintah, dan melukai sedikitnya 16 orang, termasuk empat anak dan perempuan.
Tariq Arian, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, mengatakan militan menembakkan rentetan roket dari dua kendaraan ke berbagai wilayah kota. Sebelumnya, laporan menyebutkan hanya ada 10 orang yang terluka. Serangan itu terjadi ketika warga Afghanistan pada hari Selasa (18/8) menandai Hari Kemerdekaan negara mereka.
ISIS mengatakan pihaknya menembakkan 16 peluru mortir, menargetkan istana presiden, kedutaan besar dan kantor pemerintah Afghanistan di Kabul. Pihak berwenang mengatakan sebagian besar peluru menghantam rumah-rumah pemukiman.
Kekerasan itu terjadi di tengah ketidakpastian baru tentang dimulainya pembicaraan antara Taliban dan kepemimpinan politik Kabul. Pemerintah mengatakan tidak akan membebaskan 320 tahanan Taliban terakhir yang ditahannya sampai pemberontak membebaskan lebih banyak tentara Afghanistan yang ditangkap.
Keputusan itu bertentangan dengan keputusan dewan tradisional Afghanistan, Loya Jirga, yang diadakan awal bulan ini, dan kemungkinan akan menunda lebih lanjut pembicaraan perdamaian intra-Afghanistan yang diinginkan oleh Amerika Serikat. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Petugas KPK Sidak Rutan Gunakan Detektor Sinyal Ponsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar inspeksi mendadak di...