Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 07:43 WIB | Senin, 10 Oktober 2016

Setara Institute Sayangkan Pernyataan Panglima TNI Terkait BIN

Hendardi, Ketua SETARA Institute. (Foto: Dok satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Setara Institute, Hendardi menyayangkan pernyataan Panglima TNI Gatot Nurmantyo terkait ketidakmampuan Badan Intelijen Negara (BIN) dalam memetakan permasalahan keamanan dan merumuskan antisipasi adanya kemungkinan ancaman dari pihak luar

“Ini merupakan cerminan kontestasi antara lembaga intelijen negara dan justru membuka ancaman baru karena mengumbar situasi dan kekuatan intelijen negara secara terbuka dan tidak sepantasnya keluhan semacam itu disampaikan terbuka karena membahayakan pertahanan negara,” kata Hendardi  dalam siaran pers yang diterima satuharapan.com, hari Minggu (9/10) malam.

Menurutnya bahwa TNI tidak boleh terus-menerus merasa lebih unggul atau kuasa atas segala hal karena konstitusi dan peraturan perundang-undangan sudah mengatur tugas dan fungsi masing-masing lembaga negara, termasuk dalam soal intelijen.

“Ide pembentukan BIN adalah memusatkan segala informasi keluar dari satu pintu dan dikelola secara lebih akuntabel dibanding intelijen di masa lalu,” kata dia.

Jadi, kata Hendardi, BIN adalah antitesis dari unit-unit intelijen di banyak institusi, terutama di TNI yang nyaris tidak bisa diakses, dikontrol, dan cenderung represif. Intelijen di bawah BIN adalah cara untuk memaksa kinerja intelijen bekerja dengan cara-cara non militer.

“Bagi saya, aspirasi Panglima TNI sudah off side dan menggenapi daftar keinginan buruk TNI yang sudah banyak dikemukakan di ruang publik untuk kembali mendominasi tugas keamanan termasuk kehendak untuk kembali berpolitik,” kata dia.

Sebelumnya, Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengungkap bahwa dirinya sejak berpangkat kolonel, BIN dan BAIS sudah tak pernah lagi menyampaikan rumusan tentang ancaman bangsa Indonesia.

“Saya adalah orang yang sangat kuatir tentang kondisi negara kita. Kuatir karena secara tidak sengaja yang saya lakukan adalah protes terhadap hal-hal yang dilakukan pada saat saya masih kolonel. Sebuah negara harusnya punya rencana kontinjensi (cadangan),” kata dia.

Bahkan, kata Gatot, tidak ada satu institusi pun di negeri ini yang menyampaikan ancaman bangsa ini.

“Sampai sekarang. Harusnya yang merumuskan ancaman terhadap negara kan BIN,” kata dia.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home