Loading...
RELIGI
Penulis: Eben Ezer Siadari 13:41 WIB | Jumat, 14 November 2014

Setiap Jumat Gereja Ini Selenggarakan Ibadah Salat

Katedral Nasional Washington. (Foto: Huffington Post)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM -  Mulai hari ini, Jumat (14/11), Katedral Nasional Washington menyediakan diri menjadi tempat ibadah salat bagi umat Islam setiap hari Jumat. Selama ini katedral tersebut sudah sering menyelenggarakan ibadah lintas iman yang dihadiri umat Kristiani dan umat agama lainnya. Namun, hari ini untuk pertama kalinya gereja tersebut mengundang umat Muslim beribadah di tempat yang kerap digunakan menyembahyangkan jasad presiden AS sebelum dimakamkan itu.

Menurut The Washington Post, untuk salat Jumat pertama, Duta Besar Afrika Selatan, Ebrahim Rasool, akan menjadi penanggung jawab sekaligus yang membawakan khotbah.  

“Ini sungguh pernyataan solidaritas yang luar biasa,” kata Rasool sebagaimana dikutip The Huffington Post.

Ide penyelenggaraan salat Jumat di katedral itu muncul dari perbincangan antara Rasool dan Pendeta Canon Gina Gilland Campbell, direktur liturgi di katerdral tersebut. Keduanya bertemu saat merencanakan ibadah pemakaman almarhum Nelson Mandela beberapa waktu lalu.

Tatkala Rasool berdiri di dalam katedral, ia berkata kepada Campbell bahwa  ukiran, hiasan, lengkungan, dan lorong tengah panjang pada bangunan itu, mengingatkannya pada masjid kuno.

“Apa yang membuat saya tertegun adalah betapa beliau dapat melihat masjidnya pada gereja kita. Itu sungguh-sungguh momen yang penuh kuasa,” kata Campbell.

Sejumlah pemimpin organisasi Muslim di AS ikut mendukung program itu. Di antaranya All Dulles Area Muslim Society (ADAMS), Masjid Muhammad, Council on American-Islamic Relations (CAIR), Islamic Society of North America (ISNA), dan Muslim Public Affairs Council (MPAC). Ibadah salat terutama dilayankan kepada para tamu undangan, namun bagi yang ingin mengikutinya tanpa harus datang ke sana, dapat menyaksikannya lewat siaran langsung secara streaming di situs katedral tersebut.

Agar didapatkan ruang yang lega, katedral mempertimbangkan menggeser sejumlah kursi sehingga lantai dapat dialasi dengan karpet. Tempat duduk laki-laki dipisahkan dari perempuan, sedangkan untuk para lansia disediakan tempat khusus.

Campbell menambahkan, kini merupakan saat yang penting untuk saling menyelaraskan suara di antara kelompok-kelompok iman untuk menunjukkan kesatuan kuasa doa.

“Diharapkan, dari sana akan muncul bentuk-bentuk kerja sama lainnya,” tutur Campbell.

Rasool mengatakan kegiatan ini sangat penting karena iman sedang dalam bahaya. “Pada satu sisi, orang yang mengaku beragama melakukan perusakan atas nama agama mereka. Pada sisi lain, kita hidup di dunia materi di mana iman tidak ada lagi nilainya. Kita tidak percaya lagi pada hubungan sesama kita,” kata dia.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home