Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 12:38 WIB | Senin, 03 November 2014

Setiap Pekan Satu Wartawan Terbunuh

Tanggal 2 November ditetapkan oleh PBB sebagai Hari Melindungi Wartawan, Sekjen PBB: " Wartawan yang bebas dan terbuka adalah bagian batu pondasi demokrasi dan pembangunan."
Wartawan Indonesia berdemo menolak intimidasi dan kriminalisasi oleh politisi. (Foto: dari tempo.co)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menetapkan tanggal 2 November  sebagai hari  Melindungi Keselamatan Jurnalis. "Tidak boleh ada wartawan di mana saja yang harus mengambil risiko pada hidup mereka dalam melaporkan berita," kata Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, dalam pesannya pada peringatan pertama itu.

Peringatan ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa kejahatan yang dilakukan terhadap jurnalis tidak dibiarkan. Selalu lebih penting  pada masa sekarang ini untuk  berubah dengan membangun masyarakat yang transparan dan menjaga informasi bagi warga di seluruh dunia.

PBB  juga untuk pertama kalinya menandai hari itu sebagai Hari Internasional untuk Mengakhiri Impunitas bagi Kejahatan terhadap Jurnalis.

"Wartawan yang bebas dan terbuka adalah bagian dari batu pondasi  demokrasi dan pembangunan," kata Ban menambahkan.

Tanggal 2 November ditetapkan  dalam resolusi tentang keselamatan jurnalis yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB,  dan  Badan PBB untuk Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan ( UNESCO / Unitet Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) ditunjuk untuk memimpin pelaksanaannya.

Tanggal itu dipilih mengingat kasus pembunuhan dua wartawan, Gislaine Dupont dan Claude Verlon,  di Mali pada tahun 2013.

700 Dibunuh

Dalam catatan PBB, dalam 10 tahun terakhir, lebih dari 700 wartawan dibunuh karena melakukan pekerjaan mereka. Tahun ini tercatat  17 wartawan Irak dieksekusi, dan di tempat lain banyak wartawan menderita oleh intimidasi, ancaman kematian dan kekerasan.

PBB juga mencatat bahwa sembilan dari 10 kasus kejahatan pada wartawan pelakunya tidak dihukum. Hal itu hanya menimbulkan makin beraninya para penjahat.

"Orang-orang takut untuk berbicara tentang korupsi, represi politik atau pelanggaran hak asasi manusia lainnya. Ini harus berhenti," kata Ban menekankan. " Dengan mengakhiri impunitas, kita mempertegas kebebasan berekspresi dan meningkatkan dialog... Bersama mari kita berdiri untuk para wartawan. Marilah kita berdiri untuk keadilan. "
 

Direktur UNESCO, Irina Bukova,  menyebutkan bahwa sebagian besar wartawan yang meliput berita lokal tinggal di masyarakat dengan iklim impunitas. Keadaan seperti itu memungkinkan pelaku untuk melanjutkan serangan tanpa menahan diri, melumpuhkan arus informasi, dan merampas masyarakat  dari sumber informasi yang signifikan.

Satu Wartawan Terbunuh Tiap Pekan

Ancaman adalah kuburan, katanya. Rata-rata, seorang wartawan terbunuh setiap pekan. "Pada Hari Internasional pertama ini untuk Mengakhiri Impunitas bagi Kejahatan terhadap Jurnalis, saya menghimbau semua pemerintah untuk menjamin penyelidikan yang cepat dan menyeluruh setiap kali ada wartawan terbunuh, dan untuk semua mitra untuk bekerja sama untuk meningkatkan keselamatan para jurnalis.’’

"Kebebasan berekspresi adalah hak asasi manusia yang sangat penting bagi martabat manusia, untuk penegakan hukum dan pemerintahan yang baik," kata Bokova menekankan.

Sementara Presiden Majelis Umum PBB, Sam Kutesa, meminta negara-negara anggota mempromosikan lingkungan kerja yang aman bagi para wartawan dan untuk mengadili kejahatan terhadap mereka.  "Untuk dunia yang lebih aman bagi wartawan adalah dunia yang lebih baik bagi kita semua," katanya.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home