Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 15:58 WIB | Minggu, 06 April 2014

Sinyal Kedua Kotak Hitam MH370 Terdeteksi

Sinyal yang terdeteksi oleh kapal Tiongkok Haixun 01 dilaporkan memiliki frekuensi yang sama dengan yang dipancarkan oleh perekam penerbangan. (Foto: bbc.co.uk)
PERTH, SATUHARAPAN.COM - Sinyal kedua diduga dari kotak hitam MH370 terdeteksi kurang dari 2 km dari posisinya. Australia sebagai koordinator dalam mencari pesawat Malaysia yang hilang mengatakan kapal Tiongkok telah mendeteksi sinyal untuk kedua kalinya seperti yang didengar sebelumnya pada hari Sabtu (5/4).
 
Komandan pencarian Marsekal Udara Angus Houston mengatakan penemuan sinyal kedua kalinya di Samudera Hindia selatan merupakan sangat penting, namun memperingatkan bahwa data masih diverifikasi.
 
"Sabtu sore waktu Perth, terdeteksi akustik lain kurang lebih di 2 km dari lokasi, sinyal kedua berlangsung sekitar 90 detik, kata dia pada konferensi pers di Pangkalan Udara Pearce, Minggu (6/4).
 
Dia mengatakan kapal angkatan laut Inggris HMS Echo sedang berlayar ke lokasi itu untuk menyelidiki lebih lanjut dan diharapkan dapat terungkap pada Senin (7/4) dini hari besok.
 
Pesawat terbang Australia juga sedang menuju lokasi, kata Marsekal Houston. Sedangkan kapal angkatan laut Australia Ocean Shield akan menuju ke area pencarian terbaru jika terdeteksi akustik ketiga di tempat lain.
 
Baik HMS Echo dan ADV Ocean Shield memiliki teknologi yang mampu mendeteksi sinyal bawah air yang dipancarkan oleh perekam data.
 
Sementara Perdana Menteri Australia pada Minggu menyatakan bahwa pihaknya menaruh “harapan” terhadap sinyal yang dideteksi kapal Tiongkok dalam pencarian MH370, namun mereka juga memperingatkan bahwa belum ada bukti bahwa sinyal tersebut berasal dari kotak hitam pesawat hilang itu.

Sinyal itu sama dengan frekuensi yang digunakan oleh suar yang melekat di perekam data penerbangan dan suara kokpit di Malaysia Airlines Boeing 777, menurut perusahaan peralatan aviasi Honeywell Aerospace.

Pencarian, yang hilang misterius saat terbang ke Beijing dari Kuala Lumpur pada 8 Maret, difokuskan untuk menemukan kotak hitam, karena aki yang menggerakkan suar itu hampir habis. Aki tersebut hanya mampu bertahan selama kurang lebih 30 hari.

Perdana Menteri Australia Tony Abbott, yang sedang melakukan lawatan resmi ke Jepang, menyambut baik kabar sinyal dari bawah air itu, tapi memperingatkan untuk tetap hati-hati.

“Kami berharap, tapi tidak berarti ini sudah pasti. Ini merupakan pencarian tersulit dalam sejarah manusia, kita mencari sebuah pesawat yang berada di dasar sebuah laut yang sangat dalam dan lokasi pencarianya sangat luas,” ucapnya kepada para wartawan di Tokyo.

“Meskipun kami melakukan segala cara yang kami miliki untuk melakukan pencarian itu, dan meskipun teknologi terbaik dan orang paling jenius di dunia akan dikerahkan, kita tetap harus berhati-hati dan jangan mengambil kesimpulan terlalu cepat,” jelas Abbott.

Beberapa ahli menyambut perkembangan itu dengan optimisme, mengatakan sinyal 37.5kHz hanya bisa ditransmisikan oleh suar darurat. Sementara itu beberapa pihak lainnya menyuarakan keraguan, termasuk mengapa tidak ada bunyi “ping” dua kali jika kedua perekam itu memang berada di sekitar tempat yang sama.

Benda berwarna putih terlihat sekitar 90 kilometer dari lokasi sinyal itu dideteksi, namun kantor berita Tiongkok Xinhua kemudian melansir bahwa itu adalah sampah yang tidak berhubungan dengan pesawat hilang tersebut. (AFP/bbc.co.uk)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home