Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 17:19 WIB | Rabu, 29 Juni 2016

Skotlandia Tetap di UE, Siapkan Referendum Kemerdekaan

Menteri Perdana Skotlandia, Nicola Sturgeon. (Foto dari: telegraph.co.uk)

BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM – Skotlandia bertekad untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa (UE), meskipun hasil referendum pekan lalu menghasilkan suara kemenangan untuk Britiania Raya (atau United Kingdom / UK) keluar dari Uni Eropa.

Menteri Perdana Skotlandia, Nicola Sturgeon, hari Rabu (29/6) dalam kunjungan singkat ke Brussels, ibu kota Belgia, memberitahukan bahwa Skotlandia bermaksud tetap bergabung dengan Uni Eropa, meskipun rakyat Britania Raya pekan lalu memutuskan untuk keluar dari blok itu.

Setelah bertemu Presiden Parlemen Eropa, Martin Schulz, Nicola Sturgeon, pemimpin pro-kemerdekaan Skotlandia, seperti dikutip Reuters, mengatakan, "Skotlandia bertekad untuk berada di dalam Uni Eropa."

Para pemimpin Uni Eropa hari Rabu ini bertemu untuk membahas masalah yang muncul dari keputusan UK meninggalkan Uni Eropa, dan mencoba mencegah disintegrasi lebih lanjut. Ini adalah pertama kalinya UE bertemu tanpa wakil dari UK.

Suara dari Inggris yang beredar di kalangan politik negara itu, bahwa Menteri Perdana Skotlandia, Nicola Sturgeon, diharapkan hadir  di Brussels untuk menunjukkan Skotlandia "benar-benar bertekad" menjaga pro Uni Eropa di negaranya, meskipun hasil referendum nenyatakan keluar dari blok itu.

Proses Pemisahan

Pertemuan puncak 27 anggota UE yang tegang pada hari Selasa (28/6), menurut AFP, menyetujui memberikan kesempatan bagi UK dan menerima perlunya waktu untuk meredam gejolak dari hasil referendum, untuk kemudian memulai proses pemisahan secara formal.

Lima hari setelah referendum dengan suara 52 persen setuju UK keluar dari UE dan 48 persen menolak, terjadi gejolak di pasar keuangan global. Presiden Uni Eropa, Donald Tusk, mengatakan dia memahami perlunya waktu mengatasi masalah sebelum langkah selanjutnya dapat diambil.

Namun, Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, memperingatkan UK tidak sampai sebulan untuk menenangkan dan menetapkan jadwal yang jelas penarikan perjanjian Uni Eropa yang prosesnya dalam dua tahun, setelah Perdana menteri Inggris David Cameron turun, dan diambil alih penggantinya di awal September.

"Jika seseorang dari hubu yang tetap ingin bergabung dengan UE (Remain) menjadi PM Inggris, ini akan selesai dilakukan dalam dua pekan setelah pengangkatannya," katanya. Jika mereka dari kelompok yang memisahkan dari UE (Brexit), maka harus dilakukan "sehari setelah itu".

Jika Menguntungkan UK

Kanselir Jerman, Angela Merkel memperingatkan bahwa London tidak bisa melangkah dengan hati-hati untuk mendapatkan yang terbaik dalam persyaratan negosiasi keluar. Merkel menyebutnya dengan idiom ‘’cherry pick.’’

Beberapa pihak dalam pertemuan di Brussels khawatir bahwa memberikan hal yang menguntungkan bagi UK dalam pemisahan justru akan memicu efek domino pada negara lain untuk meninggalkan Uni Eropa, setelah dalam enam dekade dibentuk oleh dorongan perdamaian setelah Perang Dunia II.

Skotlandia Mau Merdeka

Cameron kembali ke London setelah pertemuan puncak pada hari Selasa, sementara Sturgeon justru menuju ke Brussels untuk menyatakan Skotlandia bergabung dengan blok itu sebagai entitas yang terpisah dengan UK.

Skotlandia sangat didukung "untuk Tetap bergabung (dengan UE)" dalam referendum Kamis pekan lalu, dan dengan agresif Sturgeon mengatakan dia "benar-benar bertekad untuk mempertahankan hubungan dan tempat Skotlandia di dalam Uni Eropa".

Hal itu mungkin memerlukan referendum kedua bagi kemerdekaan Skotlandia. Sebelumnya referendum kemerdekaan Skotlandia gagal pada tahun 2014. Sturgeon mengatakan bahwa UK "tidak ada lagi" setelah pemungutan suara Brexit.

Sturgeon bertemu dengan Presiden Parlemen Eropa, Martin Schulz, kemudian kepala kelompok parlemen dan juru bicara komisi, hari Rabu ini.

Prospek referendum kedua untuk kemerdekaan Skotlandia membuat masa depan Britania Raya dipertanyakan. Dan Skotlandia akan menyusun undang-undang untuk referendum kemerdekaan yang baru untuk memastikan hal itu bisa diadakan selama negosiasi UKmeninggalkan Uni Eropa. Proses ini akan berlangsung paling lama dua tahun, kecuali semua negara anggota Uni Eropa sepakat untuk memperpanjang.

Cameron menolak inisiatif Sturgeon, dan mengatakan Skotlandia menentang hasil referendum kemerdekaan pada tahun 2014. Referendum juga membutuhkan otoritas parlemen Inggris untuk bisa dilakukan.

"Hal terakhir adalah Skotlandia butuhkan referendum yang membuat perpecahan yang lain," kata juru bicara Cameron sebelumnya.

Mempererat Persatuan

Agenda utama pada KTT Uni Eropa pada Rabu ini adalah bagaimana 27 anggota UNI Eropa yang masih ada dapat meningkatkan persatuan setelah suara UK untuk memisahkan diri.

Cameron mendesak para pemimpin Uni Eropa untuk mempertimbangkan reformasi aturan kebebasan bergerak, yang merupakan salah satu isu yang mendorong di balik kesuksesan kampanye yang mengejutkan untuk "Meninggalkan" dan kepedulian pada skeptik terhadap Uni Eropa (eurosceptics) di negara lain.

Sementara itu, Merkel menyerukan adanya "dorongan baru" agar Uni Eropa melangkah dalam kerja sama di bidang pertahanan, pekerjaan dan daya saing.

Menyusul hasil referendum, dua partai politik utama di Inggris terjebak dalam kekacauan, di mana pemimpin Partai Buruh, partai oposisi berjuang untuk menghidupkan politiknya, sedangkan  pihak konservatif yang berkuasa tengah mencari pemimpin baru menggantikan Cameron.

Pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, berjanji untuk berjuang, meskipun kalah dalam dalam mengajukan mosi tidak percaya di antara anggota parlemen partainya.

Pemimpin Konservatif baru, sebagai perdana menteri, diharapkan untuk menyelenggarakan pemilihan umum untuk memantapkan mandat bagi partainya.

Protes Warga

Pada hari Selasa ribuan orang turun ke jalan-jalan di ibu kota, London, kota warganya yang memilih tetap bergabung dengan Uni Eropa dengan margin sekitar 60 persen. Mereka memprotes hasil referendum, melambaikan bendera Uni Eropa dan spanduk bertuliskan "Hentikan Brexit" dan meneriakkan "Fromage (keju), not Farage (Nigel Farage, tokoh pengajur Brexit dan dituding rasis yang menolak pengungsi!")

Nigel Farage, ketua Partai Kemerdekaan Inggris dan tokoh kunci dalam kamp "Keluar", kata seorang anggotaParlemen Eropa mencemooh pada hari Selasa. Hal itu sekarang menjadi ejekan di kalangan rakyat yang tidak mengharapkan UK meninggalkan Uni Eropa.

Namun farage membalas dengan mengatakan, "Ketika saya datang ke sini 17 tahun yang lalu dan saya berkata saya ingin untuk memimpin kampanye agar Inggris meninggalkan Uni Eropa, semua menertawakan saya," katanya. "Tapi Anda tidak tertawa sekarang."


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home