Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:01 WIB | Minggu, 26 Mei 2024

Spanyol, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina. Mengapa itu Serius?

Tiga pemimpin Pemerintah Irlandia dari kiri, Menteri Eamon Ryan, Taoiseach Simon Harris dan Tanaiste Micheal Martin berbicara kepada media di Dublin, Irlandia, Rabu 22 Mei 2024. (Damien Storan/PA via AP)

SATUHARAPAN.COM-Spanyol, Irlandia dan Norwegia pada hari Rabu (22/5) mengatakan bahwa mereka akan mengakui negara Palestina pada tanggal 28 Mei, sebuah langkah menuju aspirasi lama Palestina yang muncul di tengah kemarahan internasional atas jumlah korban jiwa warga sipil dan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza setelah serangan Israel.

Keputusan yang diambil oleh tiga negara dan hampir bersamaan ini dapat menghasilkan momentum bagi pengakuan negara Palestina oleh negara-negara Uni Eropa lainnya dan dapat memacu langkah-langkah lebih lanjut di PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa), sehingga memperdalam isolasi Israel.

Malta dan Slovenia, yang juga merupakan anggota 27 negara Uni Eropa, mungkin akan mengikuti langkah yang sama dari tiga negara itu.

Sekitar 140 dari 190 negara yang diwakili di PBB telah mengakui negara Palestina.

Berikut ini adalah bagaimana dan mengapa pengumuman baru di Eropa bisa menjadi penting:

Mengapa itu Penting?

Keputusan PBB tahun 1948 yang membentuk Israel membayangkan negara tetangga Palestina, namun sekitar 70 tahun kemudian kendali atas wilayah Palestina masih terpecah dan tawaran untuk menjadi anggota PBB telah ditolak.

Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Barat lainnya mendukung gagasan negara Palestina merdeka yang berdiri berdampingan dengan Israel sebagai solusi terhadap konflik paling sulit di Timur Tengah, namun mereka bersikeras bahwa negara Palestina harus menjadi bagian dari penyelesaian yang dinegosiasikan. Tidak ada negosiasi substantif sejak 2009.

Meskipun negara-negara Uni Eropa dan Norwegia tidak akan mengakui negara yang ada, hanya kemungkinan adanya satu negara, simbolisme tersebut membantu meningkatkan kedudukan internasional Palestina dan memberikan tekanan lebih besar pada Israel untuk membuka negosiasi guna mengakhiri perang.

Selain itu, langkah ini menambah pentingnya isu Timur Tengah menjelang pemilihan umum Parlemen Eropa pada 6-9 Juni, ketika sekitar 370 juta orang berhak memilih dan peningkatan tajam kelompok ekstrem kanan akan segera terjadi.

Kenapa Itu Diumumkan Sekarang?

Tekanan diplomatik terhadap Israel semakin meningkat ketika pertempuran dengan Hamas memasuki bulan kedelapan. Majelis Umum PBB memberikan suara dengan selisih yang signifikan pada tanggal 11 Mei untuk memberikan “hak dan keistimewaan” baru kepada Palestina sebagai tanda meningkatnya dukungan internasional terhadap pemungutan suara mengenai keanggotaan.

Para pemimpin Spanyol, Irlandia, Malta dan Slovenia mengatakan pada bulan Maret bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk mengakui negara Palestina sebagai “kontribusi positif” dalam mengakhiri perang.

Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez, baru-baru ini mengatakan: “Saya melakukan ini atas dasar keyakinan moral, demi alasan yang adil dan karena ini adalah satu-satunya cara agar kedua negara, Israel dan Palestina, dapat hidup bersama dalam damai.”

Apa Implikasi dari Pengakuan Negara palestina?

Meskipun banyak negara telah mengakui Palestina, namun belum ada satu pun negara besar di Barat yang mengakui hal tersebut, dan tidak jelas seberapa besar perbedaan yang akan dihasilkan oleh langkah ketiga negara tersebut.

Meski begitu, pengakuan mereka akan menandai pencapaian yang signifikan bagi Palestina, yang percaya bahwa hal ini memberikan legitimasi internasional atas perjuangan mereka.

Kemungkinan besar hanya sedikit perubahan yang akan terjadi dalam jangka pendek. Perundingan perdamaian terhenti, dan pemerintah garis keras Israel semakin menentang pendirian negara Palestina.

Apa Tanggapan Israel?

Israel bereaksi cepat pada hari Rabu (22/5) dengan memanggil kembali duta besarnya untuk Irlandia dan Norwegia.

Pemerintah Israel mengecam pembicaraan tentang kemerdekaan Palestina sebagai “hadiah” atas serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan penculikan lebih dari 250 orang lainnya. Mereka menolak segala upaya untuk melegitimasi Palestina secara internasional.

Langkah-langkah seperti yang dilakukan ketiga negara Eropa pada hari Rabu akan memperkeras posisi Palestina dan melemahkan proses perundingan, kata Israel, dan bersikeras bahwa semua masalah harus diselesaikan melalui perundingan.

Israel sering menanggapi keputusan negara-negara asing yang dianggap bertentangan dengan kepentingannya dengan memanggil duta besar negara-negara tersebut dan juga menghukum warga Palestina melalui tindakan seperti membekukan transfer pajak ke Otoritas Palestina yang kekurangan uang.

Siapa Yang Mengakui Palestina sebagai Sebuah Negara?

Sekitar 140 negara telah mengakui Palestina, lebih dari dua pertiga negara anggota PBB.

Beberapa negara besar mengindikasikan sikap mereka mungkin berubah di tengah protes atas konsekuensi serangan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 35.000 warga Palestina menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Kementerian tidak membedakan antara non kombatan dan pejuang dalam penghitungannya.

Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, mengatakan tidak ada pengakuan atas Palestina yang bisa terjadi jika Hamas masih berada di Gaza, namun hal itu bisa terjadi ketika perundingan Israel dengan para pemimpin Palestina sedang berlangsung.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan pada bulan Februari bahwa bukanlah hal yang “tabu” bagi Prancis untuk mengakui negara Palestina. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home