Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 12:09 WIB | Rabu, 09 April 2014

SSCS dan Senegal Cegah Perburuan Ikan Ilegal

Logo Sea Shepherd Conservatory. (Foto: seashepherd.org)

DAKAR, SATUHARAPAN.COM – Kelompok anti perburuan ikan ilegal, Sea Shepherd Conservation Society (SSCS) dan Kementerian Perikanan Senegal saat ini memerangi perburuan ikan ilegal. Kesimpulan tersebut merupakan bagian dari keterangan pers yang  dikemukakan oleh  Lamia Essemlali, kepala SSCS Wilayah Afrika Barat pada Selasa (8/4) di Dakar, Senegal.

Kelompok tersebut mengemukakan setidaknya terdapat kerugian miliaran dolar Amerika Serikat akibat perburuan ikan ilegal yang diderita beberapa negara selain Senegal,    

Kelompok yang menamakan diri mereka SSCS mengatakan wilayah Afrika Barat saat ini menyumbang hampir 40 persen dari semua ikan segar dunia. SSCS tiap harinya mengawasi garis pantai sepanjang 700 meter sepanjang Senegal.

Didirikan pada 1977, SSCS merupakan organisasi nirlaba internasional, yang memperjuangkan konservasi satwa laut.

Misi kami adalah untuk mengakhiri perusakan habitat dan pembantaian satwa liar di lautan dunia dalam rangka untuk melestarikan dan melindungi ekosistem dan spesies.

SSCS bertugas menyelidiki kejahatan dan mengambil tindakan bila diperlukan untuk mengekspos dan menghadapi kegiatan kejahatan perikanan ilegal di laut lepas. Mereka bekerja untuk memastikan kelangsungan hidup masyarakat untuk generasi mendatang.

Lamia mendeskripsikan tentang kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari.

“Apa yang kami lakukan adalah mendokumentasikan kapal ilegal yang melintas, dan tidak hanya itu, tetapi melaporkan kepada angkatan laut, dan tahap berikutnya adalah memilih pejabat yang bergabung dengan kami untuk naik ke kapal mereka dan periksa lebih lanjut untuk melihat jika mereka mematuhi hukum,” kata Lamia.   

Sea Shepherd Conservation Society biasanya menggunakan jaring, terpal dan beberapa peralatan lain untuk mengaburkan nama kapal mereka sehingga tidak dapat terlihat oleh kapal ilegal tersebut, sayang sekali akhir-akhir ini  banyak kapal ilegal yang mengetahui keberadaan mereka.

“Kami memiliki jaringan yang baik dari informan yang dapat membantu kita menargetkan kapal penangkap ikan ilegal,” kata Essemlali.

SSCS mengamati saat ini para pemburu ikan illegal tersebut berhati-hati karena mereka bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Senegal untuk menghentikan penangkapan ikan ilegal.

Menteri Perikanan Senegal, Haidar El Ali mengatakan sejauh ini, operasi telah dimulai dari awal 2013, dan hingga kini hasilnya ada tiga  kapal yang didenda. Essemlali mengatakan bahwa tugas yang dikerjakan SSCS tidak mudah karena menangkap kapal bukan pekerjaan yang mudah. 

“Untuk upaya penangkapan, maka kami kadangkala minta bantuan pemerintah untuk membawa pasukan militer dengan alasan keamanan,” kata Essemlali.

Data  Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada 2007 menunjukkan industri perikanan merupakan devisa utama bagi sebagian besar negara-negara di kawasan Afrika Barat. 

Angka-angka lain menunjukkan ada ratusan ribu mata pencaharian yang berhubungan dengan perikanan di negara-negara seperti  Senegal, Sierra Leone, dan Guinea.

“Memancing juga memberikan kontribusi untuk lebih dari 30% dari pendapatan ekspor di Mauritius dan Senegal,” kata Haidar El Ali.

Essemlali mengatakan kampanye ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik di antara konsumen produk laut di negara-negara industri bahwa mereka harus memahami makanan produk maritim di piring mereka berasal dari daerah yang tergantung pada hukum kelautan dan perikanan untuk pendapatan dan untuk memberi makan rakyatnya.

Para ahli kesehatan WHO memperkirakan dengan angka bahwa negara-negara yang termasuk sebagai konsumen produk laut mencapai lebih dari dua pertiga di negara-negara Afrika Barat.

Peraturan Uni Eropa telah membuat lebih mudah untuk menangkap dan mengkategorikan negara-negara yang akan masuk daftar hitam sebagai pelaku kejahatan maritim. Laporan-laporan mengatakan ada tiga negara yang termasuk pelaku kejahatan maritim, antara lain Republik Guinea, Ghana, dan Korea Selatan.

Essemlali mengatakan perjanjian kerja sama SSCS dan Kementerian Perikanan Senegal adalah model untuk bekerja sama dengan negara lain yang kekurangan sumber daya memantau potensi laut dan pantai mereka. (allafrica.com/sudantribune.com/seashepherd.org.au).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home