Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 08:22 WIB | Senin, 28 April 2014

Suriah Masih Simpan Senjata Kimia

Koordinator Misi Gabungan PBB dan OPCW, Sigrid Kaag (kedua dari kiri) meninjau penghapusan senjata kimia Suriah di Pelabuhan Latakia Akhir tahun lalu. (Poto: OPCW-UN Joint Mission)

DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Suriah masih memiliki sekitar delapan persen senjata kimia, dan harus memusnahkannya  semuanya sebelum batas waktu, kata misi PBB yang bertugas mengawasi penghancuran senjata massal, hari Minggu (27/4).

Kepala Misi PBB itu, Sigrid Kaag, mengatakan  bahwa pihaknya masih berharap tenggat waktu 30 Juni untuk pemusnahan keseluruhan senjata kimia Suriah akan terpenuhi.

Sementara itu parlemen Suriah mengumumkan bahwa ada empat kandidat baru yang telah mengajukan diri  untuk maju dalam pemilihan presiden Suriah pada Juni mendatang.

Sementara di Suriah terjadi serangan yang membunuh setidaknya 21 orang, ketika kelompok pemberontak menyerang dengan  mortir terhadap tentara rezim pemerintah di bagian kota Aleppo di utara, kata kelompok pemantau Suriah.

Kaag mengatakan kepada wartawan di Damaskus bahwa Suriah menyatakan antara 7,5-8,0 persen bahan senjata kimia masih ada di negeri itu yang ditempatkan di "satu tempat tertentu." 

"Namun demikian, 92,5 persen dari bahan senjata kimia telah dihancurkan adalah kemajuan signficant," kata dia. Dan ditambahkan misi PBB itu perlu memastikan sisa senjata kimia itu harus dihancurkan.

Sementara masalah yang masih berlarut-larut adalah mengenai 12 tempat produksi senjata kimia yang masih tersisa. Damaskus ingin menutup tempat itu yang dikatakan tidak lagi dapat digunakan. Namun negara-negara Barat ingin tempat itu benar-benar hancur, karena takut bahwa tempat itu mungkin akan dibuka kembali di masa depan.

Selain itu, ada juga pertanyaan atas dugaan serangan gas klorin di Suriah dalam beberapa pekan terakhir. Pihak  rezim menyalahkan kelompok jihad, namun para aktivis mengatakan serangan itu dilakukan oleh pasukan pemerintah.

Pemerintah Suriah setuju untuk menyerahkan senjata kimia tahun lalu di bawah ancaman Amerika Serikat yang akan melakukan aksi militer setelah serangan senjata kimia yang disebutkan membunuh sekitar 1.400 orang di luar kota Damaskus.

Aktivis dan masyarakat internasional menyalahkan pemerintah Suriah atas serangan itu, tetapi  menolak bertanggung jawab.

Pemilihan Presiden

Sementara itu, di Suriah, Ketua Parlemen Mohammad Al-Lahham, hari Minggu (27/4) mengatakan ada empat kandidat lain yang akan maju dalam pemilihan presiden 3 Juni mendatang yang akan bersaing menghadapi  Bashar Al-Assad.

Assad yang didorong untuk mencalonkan kembali, secara luas diperkirakan akan memenangi pemilihan, meskipun dia belum mengumumkan pencalonannya. Keempat kandidat yang diumumkan hari Minggu adalah Sawsan Haddad, Samir Maala, Mohammed Firas Rajjuh, dan Abdel-Salam Salameh.

Mereka bergabung dua kandidat lain, yaitu seorang pengusaha, Hassan Abdullah Al-Nuri, dan calon independen dan mantan komunis Maher Al-Hajjar. Namun para calon itu sebagian besar tidak dikenal secara luas, dan  hanya sedikit informasi tentang latar belakang mereka atau kecenderungan politik mereka. (AFP/un.org)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home