Loading...
DUNIA
Penulis: Ignatius Dwiana 17:57 WIB | Rabu, 03 Juli 2013

Suriah Menilai Ikhwanul Muslimin Gagal di Mesir

Menteri Informasi Suriah, Omran al-Zohbi. (Foto endtimeheadlines.wordpress.com)

KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Menteri Informasi Suriah Omran al-Zohbi mengatakan pada hari Senin (1/7) bahwa Ikhwanul Muslimin terbukti gagal di Mesir karena demonstran Mesir terus melawan Presiden Mohammed Mursi yang mereka dukung. Demikian diungkapkan, seperti dilansir dari situs berita al Arabiya.

“Jelas Ikhwanul Muslimin tidak mampu menjalankan negara di Mesir. Model mereka gagal untuk selama-lamanya,” kata Menteri Informasi Suriah Omran al-Zohbi pada konferensi pers yang disiarkan televisi negara Suriah. “Rejim Ikhwanul Muslimin di Mesir sudah mati, tetapi surat kematiannya belum diterbitkan.”

Ada permusuhan lama antara rezim Suriah dan Ikhwanul Muslimin, dan keanggotaan dalam Ikhwanul Muslimin dikenai hukuman mati di Suriah sejak 1980-an.

Ikhwanul Muslimin memainkan peran kunci dalam pengasingan oposisi Koalisi Nasional yang diakui lebih dari 100 negara dan organisasi sebagai wakil sah dari rakyat Suriah.

Setelah Ikhwanul Muslimin mengambil alih kekuasaan, setahun kemudian menghancurkan persatuan nasional Mesir. “Mereka telah berhasil menghancurkan ... reputasi negara,” kata Omran al-Zohbi.
                                   
Menteri itu juga mengecam Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, seorang Islam moderat, dan mendukung tokoh kunci pemberontakan melawan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Di Turki, Erdogan juga menghadapi gelombang protes menuntut pengunduran dirinya. Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa di Turki (Adalet ve Kalkınma Partisi, AKP) "telah memberi contoh buruk dalam menjalankan negara," kata Omran al-Zohbi.

Turki saat ini menjadi penampungan sekitar 400 ribu pengungsi Suriah yang melarikan diri dari konflik 27 bulan, tetapi  juga berfungsi sebagai garis belakang oposisi. Pemberontakan terhadap Assad dimulai pada bulan Maret 2011, dengan demonstrasi damai anti Pemerintah tetapi menjadi pemberontakan bersenjata setelah penumpasan brutal oleh rejim Bashar al-Assad.

Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia (Syrian Observatory for Human Rights) yang mengatakan lebih dari 100 ribu orang tewas dalam perang di negara itu.

 

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home