Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 14:14 WIB | Rabu, 13 Januari 2016

Suriah Tuding Turki, Arab Saudi dan Qatar Lemahkan Solusi Politik

Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura. (Foto: Ist)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Wakil Tetap Suriah untuk PBB, Bashar al-Jaafari, menuding bahwa pemerintah Turki, Arab Saudi dan Qatar berusaha melemahkan solusi politik untuk mengakhiri krisis Suriah.

Dia menegaskan ketiga pemerintah itu tidak antusias untuk pergi pada pertemuan Jenewa, kata dia hari Selasa (12/1) seperti dikutip kantor berita negara, SANA.

Sementara itu, Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, bertemu duta besar dari negara-negara besar di Jenewa, Swiss pada hari Rabu (13/1) ini, menjelang pembicaraan damai Suriah yang direncanakan ditetapkan pada 25 Januari mendatang.

Staffan de Mistura akan bertemu utusan senior Amerika Serikat dan Rusia di kota Swiss itu.

Sebuah pernyataan singkat yang dikeluarkan oleh kantor de Mistura mengatakan bahwa dia juga akan bertemu duta besar dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat.

Pilihan Sulit

Di sisi lain, koordinator oposisi Suriah, Riad Hijab, yang berbicara di Paris, Prancis, mengatakan bahwa Amerika Serikat telah melunakkan sikapnya terhadap Suriah, termasuk tentang masa depan Presiden Bashar al-Assad.

Hal itu disebutkan untuk mengakomodasi sikap Rusia. Selama ini AS bersikap bahwa Al-Assad tidak memiliki tempat dalam masa depan Suriah. Hijab, seperti dikutip Reuters juga mengatakan bahwa pihak oposisi akan menghadapi pilihan sulit mengenai apakah akan menghadiri pembicaraan damai pada 25 Januari itu.

Tudingan wakil tetap Suriah di PBB juga terkait keengganan Turki, Arab Saudi dan Qatar, yang selama ini disebut mendukung oposisi Suriah, untuk hadir dalam pertemuan di Swiss tersebut.

Bashar Al-Jaafari

 

Mencuri Bantuan

Berkaitan dengan bantuan kemanusiaan PBB untuk warga Suriah, Al-Jafaari membantah sampai terjadi kelaparan. Dia justru mengatakan bahwa organisasi teroris telah mencuri bantuan kemanusiaan untuk warga dan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia di wilayah yang mereka kendalikan.

"Ada krisis kemanusiaan yang tidak sampai pada batas orang kelaparan di beberapa daerah, dan organisasi teroris merampok konvoi bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh pemerintah Suriah bekerja sama dengan PBB yang bertanggung jawab atas hal itu,"  kata dia, seperti disiarkan juga oleh televisi Al-Mayadeen.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home