Loading...
INDONESIA
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 06:42 WIB | Rabu, 09 November 2016

Tanggapi Penolakan, Djarot Ajak Dewasa Berdemokrasi

Cawagub Djarot Saiful Hidayat saat blusukan menggendong salah satu anak warga setempat, hari Selasa (8/11), di Jakarta Pusat. (Foto: Febriana Dyah Hardiyanti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Djarot Saiful Hidayat mengajak masyarakat dewasa dalam melaksanakan demokrasi. Hal ini merupakan tanggapan atas penolakan yang dilakukan masyarakat ketika pasangan duet politiknya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berkampanye (blusukan).

Djarot menyayangkan adanya usaha untuk menghalang-halangi dirinya bersama Ahok dalam menjalankan aktifitas kampanye menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI. Ia menyatakan perbuatan tersebut dapat menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

“Penolakan itu tidak boleh, karena bisa dilaporkan dan ada ancaman pidananya. Kalau tidak mau memilih ya nanti ketika pemilihan saja. Semua kandidat punya kesempatan yang sama untuk menyapa siapa rakyatnya. Mari dewasa dalam berdemokrasi,” ujar Djarot di tengah agenda blusukannya di Jakarta Pusat, hari Selasa (8/11) sore.

Sebelumnya, blusukan yang dilakukan Ahok di Pasar Rawa Belong, hari Rabu (2/11) lalu, harus diakhiri dengan adanya evakuasi darurat dari pihak kepolisian menggunakan mobil mikrolet M 24 yang terpaksa di-stop ketika sedang melintas di lokasi kejadian penolakan. Diketahui, kejadian tersebut berawal dari sekelompok orang yang membawa spanduk penolakan terhadap Ahok yang kemudian menghadang kedatangan Ahok.

Mereka juga sempat mengejar Ahok, tetapi mampu dihalangi oleh polisi. Keadaan lapangan yang tidak kondusif itu membuat Ahok dilarikan dan dijaga ketat di Mapolsek Kebon Jeruk. Blusukan Ahok ke lokasi berikutnya, yakni mendatangi kawasan Salam Raya untuk meninjau Kali Sekretaris juga terpaksa harus dibatalkan. Dari kejadian itu, Djarot menyatakan tim kampanye yang akan mengurus ke ranah Bawaslu.

“Pelaporan ke Bawaslu ada di tim kampanye,” tutur Djarot.

Pada hari Minggu (6/11) yang notabene adalah sehari setelah meletusnya aksi damai ormas keagamaan di depan Istana Negara guna menuntut Ahok diperiksa terkait dugaan penistaan agama, seluruh agenda kampanye keduanya ditiadakan demi menjaga stabilitas masyarakat.

Namun, Djarot mengaku tidak merasa trauma. “Kampanye hari Minggu dibatalkan, tapi saya tetap kampanye untuk menyapa warga. Lebih enak berdialog langsung, sehingga bisa saling memberi masukan,” katanya.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home