Loading...
INDONESIA
Penulis: Sabar Subekti 07:59 WIB | Selasa, 12 Mei 2015

Terancam Banjir Lahar Dingin Sinabung, Warga Kembali Mengungsi

Jembatan di Desa Perbaji, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, hancur diterjang banjir lahar dingin Gunung Sinabung. Warga membangun dengan jembatan bambu, karena merupakan akses vital desa itu. Banjir lahar dingin Sinabung mengancam sejumlah desa di lereng gunung itu. (Foto: satuharapan.com/Sabar Subekti)

KABANJAHE, SATUHARAPAN.COM – Ratusan keluarga dari Desa Perbaji, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo dalam dua pekan terakhir mengungsi karena lahar dingin Gunung Sinabung menghancurkan jambatan dan jalan dan memutus satu-satunya akses desa itu.

Mereka adalah bagian dari pengungsi Sinabung yang kembali ke desa mereka, namun harus mengungsi kembali, karena desa mereka termasuk yang dilewati lahar dingin. Hujan deras di puncak Sinabung pada dua pekan lalu membuat jalan di desa mereka rusak, dan satu jembatan hancur.

Mereka sekarang mengungsi di sebuah bangunan gereja dari GBKP (Gereja Batak Karo Protestan) dan bangunan milik koperasi. Dan di kedua tempat dikelola dapur umum oleh warga sendiri.

Warga terpaksa membuat  jembatan sederhana, agar bisa menjangkau desa lain jika sewaktu-waktu bahaya mengancam mereka. Pada saing hari mereka bekerja, dan malam hari tidur di gereja atau di gedung koperasi.

‘’Tapi kalau mendung atau hujan, kami harus mengungsi ke tempat yang ada akses keluar dengan lancar. Kami takut terkena  banjir bandang lahar dingin,” kata Martin Ginting, kepala  Desa Perbaji.  Sementara ini, hujan deras makin sering mengguyur wilayah itu.

Warga berharap pemerintah segera membantu dengan memperbaiki jembatan dan jalan di desa mereka. Jembatan ini melintasi sebuah sungai yang lebarnya sekitar 10 meter. Namun  jembatan merupakan akses vital untuk evakuasi ketika terjadi bahaya.

Pemda Kabupaten Karo sebenarnya sudah tahu kondisi ini, namun sampai sekarang tidak ada upaya untuk memperbaiki jalan. “Bupati sudah datang ke sini, tetapi tidak ada perbaikan jalan dan jembatan,” kata seorang warga Perbaji.

Ancaman Lahar Dingin

Akibat letusan Gunung Sinabung pada 2010 dan 2012, ada tiga desa yang dinyatakan tertutup dan warganya tidak diizinkan kembali, yaitu Desa Bekerah, Sukameriah dan Simacem. Sedangkan warga di empat desa lainnya tetap mengungsi karena ancaman lahar dingin, yaitu Beras Tepu, Gurki, Kuta Tunggal dan Gambir. Namun dalam dua pekan ini warga Perbaji dan desa tetangga , Selandi Lama, juga harus mengungsi karena ancaman lahar dingin.

Lebih dari 2.000 keluarga warga desa-desa itu sekarang menyewa rumah, dan bekerja sebagai buruh di ladang orang lain untuk menyambung hidup. Mereka umumnya mendapatkan upah sebesar Rp 60.000 per hari. Sebagian mereka masih memiliki ladang, namun tebalnya pasir gunung yang menutupi lahan telah merusak kebun mereka dan hingga sekarang belum bisa ditanami.

Penghasilan lainnya adalah dari hasil kebun jeruk, kopi dan kakao. ‘’Tapi dari kebun hampir tidak ada hasilnya. Kopi kami hanya bisa menghasilkan 10 persen dari hasil sebelumnya,” kata Idawati Boru Pelawi kepada satuharapan.com. “Tanaman sayur juga gagal terus,” kata dia.

Sejak keluar dari posko pengungsian, warga harus berupaya sendiri, dan tidak ada bantuan dari pihak pemerintah. Bantuan yang mereka terima selama ini datang dari pihak lain atau melalui gereja (GBKP).

Mengharapkan KIS dan KIP

Dalam kondisi ekonomi yang berat dan dalam ancaman banjir lahar dingin, mereka mengharapkan pemerintah peduli dengan nasib mereka. “Kami membutuhkan bantuan untuk pendidikan dan kesehatan. Tolonglah kami diberi KIS (Kartu Indonesia Sehat) dan KIP (Kartu Indonesia Pintar) agar kami bisa bekerja, dan anak-anak tetap sekolah,” kata Idawati yang diiyakan sejumlah warga yang berkumpul di gereja GBKP Perbaji.

“Kami dijanjikan mendapatkan  KIS, KIP dan KKS (Kartu Keluarga Sejahtera), tetapi sampai sekarang belum dapat. Padahal di sini warga 100 persen memilih Jokowi (pada pemilihan Presiden –Red.),” kata Idawati mengingatkan janji pemerintah.

Bupati juga disebutkan telah datang sampai tujuh kali ke desa itu, termasuk dalam pertemuan menjanjikan memberikan KIS dan KIP, namun sejauh ini tidak ada realisasinya.

Warga Perbaji mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan informasi tentang kondisi di wilayah mereka terkait aktivitas Gunung Sinabung, dan sampai kapan harus mengungsi karena ancaman banjir lahar dingin. Sementara itu, hujan turun makin sering dan makin deras di wilayah itu.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home