Teroris Independen Semakin Menjamur
AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM - Sekarang ini terorisme telah berevolusi dengan munculnya gerakan-gerakan tunggal yang independen. Pakar terorisme Profesor Greg Barton, di Australia mengatakan, ideologi terorisme yang semakin menguat penyebab menjamurnya gerakan-gerakan tunggal tersebut.
Tersangka ekstrimis Islam dari Sydney kemarin (28/5) didakwa setelah mengeluarkan ancaman akan melukai salah satu pejabat Commonwealth yang merupakan anggota tim Polisi anti-teror Australia.
Al-Ahmadzai, 23 tahun dikenai tuduhan mengancam akan membunuh seorang polisi. Dia dicurigai menelepon polisi itu bulan ini dan mengancam akan mematahkan lehernya dan menggoroknya. ".. Aku akan patahkan leher Anda, mendekati keluarga saya lagi, aku akan menggorok lehermu, Anda babi." demikian diduga kata-kata Al-Ahmadzai mengancam.
Penangkapannya dilakukan hanya selang beberapa hari setelah seorang tentara Inggris diserang di jalan kota London, dan beberapa minggu setelah bom Marathon Boston yang dilakukan oleh dua bersaudara Tsarnaev.
Semua peristiwa teror ini dilakukan oleh tersangka teroris independen atau sering disebut home grown terorists.
Profesor Greg Barton dari Pusat Penelitian Terorisme Global di Universitas Monash, Australia, berpendapat bahwa menguatnya ideologi-ideologi mengenai terorisme serta pengaruh internet sebagai penyebab menjamurnya sel-sel teroris independen ini.
"Ideologi lebih penting, bukan lagi gerakan. Lewat internet orang punya akses ke situs-situs terorisme," ujar Barton.
"Ada faktor ketidakadilan, faktor perang. Banyak orang yang menderita dan mungkin ini adalah salah satu motivasi untuk mengambil alih dan merespon. Tapi sayangnya, caranya salah."
Ia menambahkan, pemahaman agama yang salah juga salah satu penyebab mencuatnya terorisme. Rata-rata mereka yang menjadi radikal adalah orang yang pemahaman agamanya dangkal. Hal ini sangat merugikan nama baik Islam dan sebenarnya banyak umat islam sendiri yang menjadi korban.
Barton akhirnya mengatakan, walaupun terorisme tidak bisa dibasmi sepenuhnya tapi bisa dikendalikan. Caranya harus bekerja sama dengan membantu mendidik mereka yang punya pemahaman dangkal mengenai agama. Jika hanya bergantung kepada polisi dan penerapan metode keras, maka sulit dibasmi.
(radioaustralia)
Trump Minta Negosiator Hamas Kembali ke Qatar, Lanjutkan Per...
DOHA, SATUHARAPAN.COM-Para pembantu Trump meminta Qatar untuk memanggil kembali para pemimpin Hamas ...