Teroris Serang Tentara Prancis dengan Parang
PRANCIS, SATUHARAPAN.COM – Seorang teroris diduga berusaha menyerang tentara Prancis dengan parang di dekat galeri seni terkenal Le Louvre Paris, seperti yang diberitakan oleh theindependent.co.uk hari Jumat (3/2).
Jaksa mengatakan ‘percobaan pembunuhan’ itu disangkakan sebagai serangan teror di tengah negara yang terus mengalami keadaan darurat.
Tentara itu baru saja melakukan patroli rutin ketika serangan itu dimulai di dekat pusat perbelanjaan Carrousel du Louvre, yang terpaksa membuat beberapa tentara menembaknya.
Kepala Polisi Paris, Michel Cadot, menyatakan pria itu sempat berteriak “Allahu akbar” dan melukai kepala tentara.
“Kami berhadapan dengan serangan seorang diri yang agresif dan merupakan ancaman yang serius. Teriakannya membuat kami semakin yakin, dia ingin melakukan tindakan terorisme,” kata Cadot.
“Namun ada seorang lainnya yang bertingkah mencurigakan, yang juga telah ditahan. Tapi untuk saat ini tidak ada hubungannya antara pria tersebut dan serangan parang.”
Penyerang ditembak lima kali dan tentara memukul perutnya. Bahkan, polisi menyatakan pria tersebut membawa dua parang.
Dia terluka parah dalam insiden yang terjadi pada pukul 10.00 pagi waktu setempat dan sedang diberikan perawatan medis.
Regu penjinak bom dikerahkan untuk memeriksa daerah demi keselamatan warga tapi mereka tidak menemukan bahan peledak di dua ransel yang dibawa oleh penyerang tersebut.
Jaksa Penuntut Umum Paris mengatakan insiden itu masih diselidiki sebagai ‘percobaan pembunuhan yang terhubung dengan teroris’.
Seorang juru bicara untuk Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan “insiden keamanan publik yang serius” sedang berlangsung di mana pasukan keamanan sedang berada di tempat kejadian.
Kementerian itu mendesak masyarakat untuk tidak menyebarkan “informasi palsu” dan mengikuti instruksi pemerintah.
Seorang turis Amerika mengunjungi Le Louvre menggambarkan bagaimana sirene berbunyi sebelum pintu keluar darurat dibuka.
“Empat penjaga bersenjat kemudian berlari di sekitar lapangan di luar pintu masuk piramida mencari sesuatu,” kata dia di Twitter.
Seorang pria lain, Olivier Majewski meninggalkan motornya di area parkir bawah Le Louvre ketika melihat sekitar 30 orang berjalan dan berteriak “ada serangan teror”.
Pria berusia 53 tahun itu mengatakan ia bersembunyi selama sekitar 15 menit sebelum berjalan ke lantai atas. Dia mengatakan orang-orang sangat takut dan menambahkan: “Mereka panik”.
Ratusan orang dievakuasi dari galeri seni Le Louvre, pusat perbelanjaan Carrousel du Loure, dekat stasiun metro Palais Royal dan taman sekitarnya.
Sekitar 250 orang yang berada di dalam museum diungsikan ke daerah aman oleh polisi.
Penyerangan ini menjadi serangkaian serangan teror yang terinspirasi oleh ISIS di Prancis, dengan kelompok yang menyerukan pengikutnya untuk menyerang “orang kafir” dan anggota dinas keamanan.
Kelompok ini telah membantai 130 orang dalam serangkaian penembakan dan pengeboman pada bulan November 2015. Salah satu pengikutnya telah membunuh pelanggan di supermarket Kosher, seorang polisi dan istrinya dan seorang imam Katolik. (theindependent.co.uk)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Tim Ilmuwan Petakan Spektrum Energi Proton di Mars
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah tim ilmuwan berhasil membangun spektrum energi lengkap pertama dar...