Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yunita Harahap Phillips 05:09 WIB | Minggu, 17 November 2013

The Inn of The Sixth Happiness

Ingrid Bergman berperan sebagai Gladys Aylward (foto: moniqueclassique.wordpress.com)

SATU HARAPAN.COM – Pada 1930 Gladys Aylward, gadis Inggris sederhana, bertolak menuju China. Semangatnya menggebu untuk menceritakan tentang Yesus kepada rakyat China. Karena tidak lulus tes menjadi misionaris pada satu lembaga misi di London, ia berangkat sendiri ke China, bergabung dengan Jeannie Lawson, pensiunan misionaris yang tinggal di China.

Yangchen, tempat tinggal mereka adalah desa persinggahan di mana para pedagang hasil bumi lazim berhenti untuk bermalam. Mereka pun membuka penginapan kecil yang diberi nama The Inn of the sixth Happiness.

”Kenapa the sixth (keenam)?” tanya Gladys. ”Karena,” jawab Jeannie, ”orang China percaya ada lima unsur kebahagiaan yaitu: kesejahteraan, keberuntungan, kebahagiaan berganda, kemakmuran, dan umur panjang. Kita menambahkan kebahagiaan yang keenam yaitu mengenal Yesus.”

Tradisi mereka pada ada malam hari di ruang makan ialah menceritakan tentang Yesus kepada orang yang menginap. Karena kebiasaan itu, penginapan mereka pun menjadi buah bibir. Akhirnya, tidak sedikit orang China di daerah itu menjadi percaya kepada Yesus.

Ketika Jeannie meninggal, Gladys tetap setia menceritakan tentang Yesus, walaupun beberapa kali ia harus mempertaruhkan nyawanya. Keberaniannya justru membuat orang China menghormatinya. Ketika Jepang invasi ke China, Gladys menyelamatkan 100 lebih anak China pindah dari desa itu ke tempat yang aman. Selama dua minggu mereka berjalan kaki melewati gunung-hutan berbahaya, menyeberang sungai berair deras, sampai akhirnya tiba di tempat tujuan dengan selamat. Gladys wafat di Taiwan pada 1970 dalam usia 67 tahun.

Pada 1958 kisah hidupnya diangkat dalam layar lebar berjudul ”The Inn of the Sixth Happiness”, berdasarkan biografinya berjudul ”The Small Woman” karya Alan Burgess.

Bercermin dari kehidupan Gladys, apa saja tujuan kita dalam berkeluarga, bekerja, dan bermasyarakat? Tambahkanlah ”memperkenalkan Yesus kepada orang lain” dalam tujuan-tujuan kita itu. Bukan hanya dengan kata, tetapi juga melalui karya praktis. Mengasihi, bersikap adil, murah hati, pengampun, bertanggung jawab, berani menyatakan kebenaran sebagaimana Yesus contohkan. Dengan demikian kita pun akan berbahagia dan menjadi berkat bagi sesama.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home