Loading...
INDONESIA
Penulis: Ignatius Dwiana 18:29 WIB | Jumat, 15 November 2013

Dialog Kebangsaan GAMKI: Reinventing Indonesia

Para pembicara Dialog Kebangsaan GAMKI. Dari kiri ke kanan, Direktur Wahid Intistut Ahmad Suaedy, Ketua Umum DPP GAMKI Michael Wattimena, Jenderal (Purn)Pramono Edhie Wibowo, Ketua Umum DPP KNPI Taufan E.N. Rotorasiko, Sekjen PBNU H Marsudi Syuhud, dan Sejarawan Anhar Gonggong. (Foto Ignatius Dwiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Reinventing Indonesia mempunyai makna tersendiri. Yaitu menemukan kembali jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa multi. Catatan perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara menunjukkan bahwa nilai dasar berbangsa dan bernegara sering ditentang dan terjadi hal paradok.

Pancasila sebagai ideologi bangsa semestinya menjadi nafas hidup tetapi dalam kehidupan sehari-hari seringkali  diingkari. Atas dasar itu, ‘Reinventing Indonesia’ diangkat menjadi tema Dialog Kebangsaan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI)  di Jakarta pada Kamis (14/11).

Ketua Panitia Dialog Kebangsaan Maruli Tua Silaban mengatakan bahwa melalui dialog ini GAMKI ingin seluruh masyarakat Indonesia dapat menemukan kembali serta menggelorakan arti dan makna sebagai bangsa yang besar.  Arti dan makna sebagai bangsa yang besar  ini dapat ditemukan dalam Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa dan negara. Reinventing bukannya belum ada, tetapi sering dilupakan dan belum disadari.

“Kita mengabaikan, kita mengingkari nilai ke-Indonesia-an yang sesungguhnya harus berjalan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Maruli Tua Silaban.

Mantan Ketua DPP GAMKI Amir Sirait dalam sambutan dan membuka dialog mengatakan bahwa GAMKI sangat concern terhadap persatuan bangsa Indonesia. Hal ini menjadi ciri khas dari GAMKI.  Menurutnya, persatuan adalah modal dasar perjuangan bangsa. Karena itu bila ada sedikit gerakan yang mengancam persatuan Indonesia maka hal ini akan menggerakkan GAMKI untuk berbicara.

“Dalam konteks itulah reinventing bisa dirasakan orang. Indonesia yang sejati setidaknya perlu didiskusikan terus atau paling tidak bangsa kita ini perlu was-was akan hal itu. Karena itu adalah modal dasar pembangunan bangsa kita.” Kata Amir Sirait.

Sekitar 33 Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), 100 lembaga gereja dan organisasi masyarakat, dan 11 Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPD GAMKI), para aktifis, dan budayawan Pong Hardjatmo turut hadir dalam dialog kebangsaan ini.

Acara ini terbagai dalam dua sesi. Sesi pertama bertema ‘Pemuda Bicara Pancasila dan UUD 1945 Sebagai Nilai Dasar ke-Indonesia-an Yang Sejati’. Para pembicara di antaranya, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) Taufan E.N. Rotorasiko, Ketua Umum DPP GAMKI Michael Wattimena, dan Direktur Wahid Intistut Ahmad Suaedy.             

Sesi kedua bertema ‘Pancasila dan UUD 1945 Sebagai Modal Dasar Bangsa dan Identitas Ke-Indonesia-an Sejati Yang Dicita-citakan Oleh Para Pendiri Negeri’. Para pembicara di antaranya, Jenderal Purnawirawan Pramono Edhie Wibowo, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Marsudi Syuhud, dan Sejarawan sekaligus Guru Besar Universitas Indonesia Anhar Gonggong. Sebagai moderator dalam acara dialog kebangsaan ini presenter televisi Lady Malino.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home