Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben E. Siadari 10:10 WIB | Jumat, 10 Juli 2015

Tiga Negara Ini Dikhawatirkan Bernasib Sama dengan Yunani

Seorang investor tampak terpaku menyaksikan papan penunjuk indeks harga saham Shanghai di Tiongkok (Foto: AFP/Greg Baker)

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Ketika Yunani masih berjuang mengatasi krisis utang, tiga negara ditengarai menghadapi krisis yang sama bahkan lebih parah. Perekonomian negara itu terancam jatuh, dan menjadi negara gagal bayar utang.

Surat kabar Inggris, The Independent, menyebut tiga negara, yakni Tiongkok, Puerto Rico dan Rusia berada di bibir jurang yang nyaris sama dengan yang dialami oleh Yunani. Berikut ini analisis singkat tentang ketiga negara itu.

Tiongkok

Tiongkok adalah negara yang paling mungkin mengalami terjun bebas setelah hari Rabu (9/7) indeks komposit Shanghai, yaitu indeks harga saham gabungan negara itu, anjlok sebesar 8,2 persen. Beberapa analis menggambarkan itu sebagai Black Wednesday, Rabu Gelap,

Sebagai reaksi atas kejadian itu, Beijing memperlonggar aturan pinjaman dalam upaya untuk membantu penduduk Tiongkok membeli lebih banyak saham. Kebijakan ini diambil  menyusul aturan baru yang diluncurkan kemarin, yang melarang investor yang memegang lebih dari 5 persen saham di perusahaan, menjual saham dalam enam bulan ke depan.

Untuk menggambarkan skala parahnya situasi di Tiongkok dibandingkan dengan Yunani, blogger Nol Hedge menggambarkannya sebagai berikut:

"Sejak pertengahan Juni, harga saham perusahaan Tiongkok telah turun 30 persen. Jumlahnya mencapai US$ 3,2 triliun, yang telah terhapus dari pasar saham hanya dalam beberapa minggu."

Puerto Rico

Total utang negara ini mencapai US$ 75 miliar. Ratusan ribu penduduk negara ini telah hengkang dalam beberapa tahun terakhir, dan 1,5 juta orang sejak tahun 2003.

Sebuah laporan IMF merekomendasikan agar negara pulau itu  merestrukturisasi utang-utangnya agar dapat membayarnya kembali, dengan cara menaikkan pendapatan sebesar US$ 4 miliar dan menghemat US$ 2,5  miliar  per tahun pada tahun hingga tahun 2025.

Laporan IMF itu, lebih lanjut mengatakan:

"Puerto Rico menghadapi masa-masa sulit. Masalah struktural, guncangan ekonomi dan keuangan publik yang lemah telah menghasilkan satu dekade stagnasi, migrasi keluar dan utang ...

Lebih jauh laporan itu menyebutkan bahwa Puerto Rico sangat membutuhkan bantuan utang, dalam waktu dekat. Puerto Rico memerlukan itu untuk membayar pokok dan bunga utang yang jatuh tempo pada 2016-2023."

Rusia

Analis memperkirakan ekonomi Rusia mengalami kontraksi 3,3 persen selama 2015 karena menderita krisis keuangan yang sedang berlangsung akibat harga minyak yang rendah dan mata uang yang lemah. Hal itu diperparah oleh sanksi-sanksi dari negara Barat yang diberlakukan selama konflik di Ukraina.

Bulan lalu mantan menteri keuangan Alexei Kudrin mengatakan:

"Situasi saat ini tidak menjadi lebih baik  tetapi justru semakin buruk pada kuartal kedua. Selama tahun mendatang, kita akan melihat tanda-tanda dari situasi yang memburuk melalui berbagai gejala.

"Perusahaan akan mengalami kesulitan yang serius selama setengah tahun, sampai satu tahun, sampai kuartal kedua 2016, dan investasi tidak akan mulai tumbuh. Ini berarti perekonomian tidak akan mulai keluar dari krisis."

Pemerintah Rusia percaya bahwa perekonomian akan menyusut sebesar 2,5 persen pada tahun 2015.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home