Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:24 WIB | Kamis, 09 Februari 2017

Tiongkok Perketat Kontrol Data Kabut Asap

Ilustrasi: seorang polisi lalu lintas bekerja di antara kabut tebal, karena polusi di Bozhou, Provinsi Anhui, China, Minggu (5/2). (Foto: thepeninsulaqatar.com/reuters/ Stringer)

BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Tiongkok mendirikan sebuah jaringan tunggal untuk memonitor level polusi udara di negaranya, saat pemerintah berupaya mengontrol penyebaran informasi mengenai kabut asap beracun di sana sebagai respons atas kemarahan publik, Selasa (7/2).

Pengumuman itu disampaikan menyusul instruksi dari Badan Meteorologi Nasional bulan lalu, yang memerintahkan biro meteorologi lokal untuk berhenti mengeluarkan peringatan asap, menuai kecurigaan bahwa pemerintah ingin menekan informasi soal masalah kronis tersebut.

Sampai saat ini, sebagian besar data secara manual dihimpun dari stasiun lokal. Namun, jaringan nasional itu mengawasi polutan dengan menggunakan kombinasi stasiun sampling manual, sensor satelit dan platform udara, lapor surat kabar People's Daily pada Selasa (7/2).

“Walaupun data yang dihimpun oleh stasiun basis darat bisa dipalsukan secara manual, data aktual satelit tidak bisa diubah,” kata He Kebin, profesor Tsinghua University, kepada People's Daily, yang dikutip dari AFP.

“Inisiatif tersebut, ditujukan untuk mempercepat pengurangan polusi dan menghapuskan data palsu,” katanya pada People's Daily.

Pada bulan Oktober, pejabat perlindungan lingkungan di provinsi Xian, Shaanxi tertangkap merusak peralatan pemantauan kualitas udara untuk menghasilkan angka penipuan. Penciptaan jaringan bertepatan dengan upaya pemerintah untuk menekan laporan tentang pencemaran negara, yang menimpa kota-kota besar.

Menurut China Digital Times, pihak berwenang menghapus sebuah situs berita digital yang berbasis di Shanghai, yang menuliskan studi mengenai risiko kesehatan pencemaran ini. Faktanya pencemaran udara kota-kota di Tiongkok telah melebihi batas yang direkomendasikan aman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Studi tersebut bertentangan dengan pernyataan bulan lalu oleh seorang pejabat Kesehatan Nasional dan Komisi Keluarga Berencana, yang mengatakan kepada Daily Economic bahwa "terlalu dini untuk membuat kesimpulan tentang konsekuensi kesehatan kabut asap, terutama jangka panjang" seperti  dikutip dari rappler.com



 

 

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home