Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yunita Harahap Phillips 09:57 WIB | Senin, 08 Juli 2013

Topi Pemimpi

foto: Yunita Harahap Phillips

SATUHARAPAN.COM – Karena  istrinya terlalu banyak bermimpi—punya banyak ide, namun tidak bertindak—seorang suami membelikan istrinya topi dan menamainya ”Topi Pemimpi”. Tujuannya: agar mimpi atau ide istrinya tidak hilang lenyap.

Mimpi atau ide seperti benih. Ketika kita mendapatkannya, itu belumlah lengkap. Supaya tidak hilang, mimpi atau ide itu perlu diwujudkan dengan komitmen dan kerja keras. Walt Disney bermimpi mendirikan ”Disney Land” ketika ia mengantar putrinya bermain di ”Taman Ria” lokal.  Hatinya terusik melihat di taman itu orang tua hanya menonton, tidak bisa menikmati atraksi bersama anak mereka. Dari situlah ia bertekad membangun Disney Land, taman hiburan di mana seluruh anggota keluarga dapat menikmatinya bersama-sama. Bertahun-tahun ia menyiapkan mimpinya itu menjadi kenyataan. Pikiran, tenaga, waktu, dan dananya dicurahkan agar Disney Land berdiri. Kini Disney Land tersebar di banyak negara dan menjadi tempat hiburan keluarga yang paling diminati.

Kalau kita punya mimpi atau ide janganlah dibuang. Sebaiknya kita mendoakannya karena mimpi itu mungkin saja datangnya dari Tuhan. Seperti biji sesawi yang perlu dilihat potensinya dan ditanam di tanah subur,  kita pun perlu mendoakan mimpi atau ide kita. Melalui doa, Tuhan akan memberi kita hikmat untuk memahami bagaimana menanggapi mimpi tersebut. Yang terpenting kita harus siap berkomitmen—memberikan waktu yang terbaik, tenaga dan pikiran, juga sumber daya lainnya. Selain itu juga dibutuhkan keberanian dan iman untuk melangkah. Sehingga kita tidak perlu memakai ”Topi Pemimpi”.

email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home