Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 07:20 WIB | Jumat, 22 November 2013

Tujuh Atlet Indonesia Melaju Perempat Final Hong Kong Terbuka

Tujuh Atlet Indonesia Melaju Perempat Final Hong Kong Terbuka
Anggia Shiita Awanda. (foto-foto: badmintonindonesia.org)
Tujuh Atlet Indonesia Melaju Perempat Final Hong Kong Terbuka
Della Destiara Harris.
Tujuh Atlet Indonesia Melaju Perempat Final Hong Kong Terbuka
Bellaetrix Manuputty.

HONG KONG, SATUHARAPAN.COM – Indonesia berhasil menancapkan kuku di Turnamen Badminton Hong Kong Terbuka 2013 di Hong Kong National Colosseum. Kamis (21/11) malam dua pasang ganda campuran dan ganda putri bersama-sama melaju ke babak perempat final.

Pada ganda campuran, Markis Kido yang berpasangan dengan adik kandungnya, Pia Zebadiah Bernadeth berhasil mengungguli Wong Wai Hong dan Chan Hung Yung asal Hong Kong, dengan 21-17 dan 21-18.   

Ganda campuran lainnya yang berhasil mengharumkan nama Indonesia adalah Praveen Jordan dan Vita Marissa yang tanpa kesulitan menundukkan Max Schwenger dan Carla Nelte dari Jerman dengan 21-16, dan 21-19.  

Sementara itu Anggia Shitta Awanda dan Della Destiara Harris menang atas Fu Ming Tian dan Yu Yan Vanessa Neo dengan 21-14, dan 21-13. Perjuangan berat dijalani Vita Marissa yang sebelumnya berpasangan dengan Praveen Jordan di ganda campuran, kini bersama dengan Variella Aprilsasi atas wakil Singapura Shinta Mulia Sari dan Yao Lei, 21-19, 21-14.

Tujuh atlet dipastikan masuk perempat final, pada tunggal putra ada nama-nama Tommy Sugiarto, Sonny Dwi Kuncoro, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan di ganda putra, sementar Anggia Shitta Awanda, Della Destiara Haris, Vita Marissa, Variella Aprilsasi pada ganda putri, di ganda campuran juga turut bermain Markis Kido, Pia Zebadiah, Praveen Jordan, dan Vita Marissa.

Seusai pertandingan Bambang Supriyanto, pelatih ganda putri PBSI mengatakan lawan Anggia dan Della di babak sebelumnya lebih kuat daripada malam hari ini.

“Lawan Anggia dan Della di babak pertama lebih berat (Lok  Yan Poon dan Ying Suet Tse unggulan pertama). Sekelas Anggia dan Della bisa mengalahkan pasangan unggulan (Shinta dan Yao Lei unggulan kesembilan) sudah cukup lumayan. Kalau lawan di babak kedua ini, secara kualitas memang masih di bawah Anggia dan Della,” kata Bambang Supriyanto.

Pada babak pertama, Anggia dan Della mengalahkan pasangan Hong Kong, Lok Yan Poon dan Ying Suet Tse 13-21, 21-17, 21-16. Della mengatakan dia dan Anggia lebih santai pada pertandingan babak kedua yang baru saja berakhir beberapa jam yang lalu itu.  

“Kami merasa tampil lebih enak jika dibandingkan pertandingan pertama kemarin. Selain itu, lawan masih banyak ragu-ragu, apalagi Fu adalah mantan pemain tunggal,” ungkap Della usai pertandingan.

Anggia sepakat dengan rekannya itu, tetapi Anggia merasa masih banyak yang harus ditingkatkan dari kemampuan dalam dirinya.   

“Meskipun menang dua game langsung dan di babak pertama bisa mengalahkan unggulan, kami merasa masih banyak yang harus ditingkatkan untuk pertandingan perempat final,” Anggia menambahkan.

Hari Jumat (22/10), Anggia dan Della akan berhadapan dengan unggulan kedua, Kamilla Rytter Juhl dan Christinna Pedersen (Denmark) pada perempat final.

Keberhasilan dua ganda putri tidak diikuti Pia Zebadiah dan Rizki A. Pradipta yang tumbang atas Ou Dongni dan Tang Yuanting dari China dengan angka cukup telak 19-21, dan 10-21.    

Tunggal Putri Gagal Total: Aprilia Tumbang

Sementara sektor tunggal putri Indonesia, dalam babak kedua yang berlangsung pada saat yang bersamaan sudah tidak ada lagi wakil yang akan hadir di perempat final besok.  Kepastian ini didapat setelah Aprilia Yuswandari yang menjadi andalan satu-satunya di tunggal putri takluk dari Wang Shixian asal China dengan 24-22, 13-21, dan 17-21.

Aprilia seusai pertandingan mengatakan menyesali kekalahan tersebut, dia mengatakan pada saat-saat jelang akhir pertandingan merupakan momen penting yang tidak berhasil dia jaga dengan baik,

 “Saya menyayangkan kekalahan ini. Jika dibandingkan pemain-pemain China lainnya, bola-bola Shixian tidaklah terlalu berbahaya,” kata Aprilia.

Liang Chiu Shia pelatih tunggal putri Indonesia mengatakan Aprilia terlalu banyak melakukan kesalahan sehingga dia kehilangan konsentrasi.

“Aprilia sebetulnya bisa mengimbangi, terbukti dia unggul jauh di set pertama. Tapi, di saat seperti penting malah banyak mati-mati sendiri, tangannya kelihatan tegang. Aprilia harus meningkatkan konsentrasi di lapangan, permainannya juga harus lebih safe,” jelas Liang Chiu Sia.

Chiu Shia kemudian memberi contoh kegagalan Aprilia.Chiu mengatakan saat set pertama kedudukan 20-14, Aprilia hanya membutuhkan satu poin untuk memenangkan set tersebut, tetapi saat-saat genting justru tangan Aprilia terlihat tegang, dan tujuh poin berhasil diraih hingga Shixian sempat unggul dengan 21-20, beruntung pada set pertama dia berhasil unggul 24-22.

Tetapi set kedua dan ketiga keadaan berbalik 180 derajat, karena Shixian unggul telak 13-21, dan mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 17-21 di set ketiga. (badmintonindonesia.org/ tournamentsoftware.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home