Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 06:14 WIB | Rabu, 03 Juni 2020

Turki Perintahkan Tahan 118 Orang Terkait Kudeta

Fethullah Gulen. (Foto: dok. AP)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Turki mengeluarkan surat perintah penahanan terhadap 118 orang, sebagian besar anggota militer dan pasukan keamanan, yang dicurigai memiliki hubungan dengan jaringan kudeta tahun 2016, hari Selasa (2/6).

Pihak berwenang melanjutkan  menumpas terhadap dugaan pengikut ulama Turki yang berbasis di Amerika Serikat, Fethullah Gulen, sejak kudeta gagal pada Juli 2016, ketika 250 orang tewas. Polisi juga masih rutin melakukan razia terhadap tersangka.

Gulen adalah mantan sekutu Presiden Recep Tayyip Erdogan. Dia hidup dalam pengasingan di Pennsylvania sejak 1999. Ia menyangkal keterlibatan dalam percobaan kudeta tersebut.

Kantor kejaksaan mengatakan telah mengeluarkan surat perintah penahanan untuk 42 personil militer dan anggota gendarmerie sebagai hasil dari pernyataan orang-orang yang sebelumnya ditahan. Di antara mereka ada 24 petugas yang bertugas aktif.

Dikatakan bahwa pihaknya meminta penahanan terhadap 76 anggota militer, personel gendarmarie dan warga sipil dalam operasi terpisah setelah menentukan mereka menggunakan telepon umum untuk menghubungi anggota jaringan. Tujuh puluh empat dari mereka bertugas aktif.

Perintah penahanan itu termasuk terhadap anggota pasukan darat, udara dan laut, serta satu kolonel dan tiga letnan.

Erdogan telah bertahun-tahun menuduh pendukung Gulen berusaha mendirikan "negara paralel" dengan menyusup ke kepolisian, peradilan, militer dan institusi negara lainnya. Sejak upaya kudeta, sekitar 80.000 orang telah dipenjara sambil menunggu persidangan, dan sekitar 150.000 pegawai negeri sipil, personel militer dan lainnya dipecat atau ditangguhkan dari pekerjaan mereka.

Sekutu Barat Turki, termasuk Uni Eropa, serta kelompok-kelompok hak asasi manusia telah mengkritik skala tindakan keras tersebut. Namun pihak Ankara membela diri bahwa langkah-langkah tersebut sebagai tanggapan yang perlu terhadap ancaman keamanan. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home