Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 11:11 WIB | Minggu, 28 September 2014

Turki Siapkan Militer untuk Koalisi Anti-ISIS

Pesawat tempur Royal Air Force (RAF), Tornado GR4, bersiap mendarat di pangkalan udara Inggris di Akrotiri, di dekat kota pelabuhan Siprus, Limassol, setelah kembali dari sebuah misi di Irak pada 27 September 2014. Pesawat tempur Inggris meluncurkan misi pertama mereka di Irak setelah mengantongi izin dari parlemen untuk menyerang militan Islamic State (ISIS), kata Kementerian Pertahanan di London. (Foto: AFP)

ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan Turki kemungkinan akan mengadopsi peran militer dalam koalisi melawan militan Islamic State (ISIS), saat Ankara bergerak mengambil posisi terdepan dalam kampanye itu, seperti dilansir harian Hurriyet pada Sabtu (27/9).

Dalam komentar yang dia sampaikan di pesawat kepresidenan kepada wartawan Turki saat dia kembali dari Amerika Serikat, Erdogan juga mengindikasikan bahwa dia mendukung pengerahan pasukan darat di Suriah, seperti dilaporkan Hurriyet di situsnya.

Erdogan mengisyaratkan dalam jumpa pers pada Jumat setelah dia kembali dari New York, bahwa Turki beralih posisi untuk mengadopsi peran terdepan dalam pertempuran melawan ISIS.

Namun, pernyataan di pesawat tersebut semakin memperkuat bahwa Turki akan memainkan peran militer setelah pemerintah mendapatkan persetujuan dari parlemen dalam debat pada 2 Oktober.

“Salah kalau mengatakan Turki tidak akan mengerahkan militernya. Turki akan melakukan apa yang menjadi tugasnya,” ucap Erdogan.

Erdogan juga menegaskan kembali seruannya terhadap wilayah penyangga dan zona larangan terbang untuk memastikan keselamatan perbatasan Turki dan puluhan ribu pengungsi Suriah yang melarikan diri ke sana.

Dia juga mengindikasikan pasukan darat diperlukan dalam memerangi ISIS.

“Anda tidak bisa memusnahkan kelompok teroris hanya dengan serangan udara,” katanya.

“Pasukan darat sangat penting di beberapa titik.”

“Saya memang bukan tentara, tapi (pasukan) udara hanya menyangkut logistik. Jika pasukan darat tidak dikerahkan, maka tidak akan ada yang permanen,” ucapnya.

Erdogan memuji Amerika Serikat atas serangan udara mereka terhadap ISIS di Suriah dan Irak, mengatakan tanpa mereka masa depan orang Kurdi di Irak pasti akan terancam.

Sementara serangan roket dari militan Islamic State (ISIS) menghantam kota Kurdi yang terkepung Ain al-Arab untuk pertama kalinya pada Sabtu, melukai 12 orang, menurut sebuah badan pemantau.

Laporan tersebut muncul saat koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) melebarkan serangan udaranya terhadap sasaran ISIS dengan mengerahkan pejuang di kota di sekitar perbatasan Turki, Ain al-Arab, atau biasa dikenal Kobane oleh orang Kurdi.

“Roket yang ditembakkan ISIS dari bukit sekitar delapan kilometer dari timur Kobane mengenai kota, melukai 12 orang,” kata Rami Abdel Rahman direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Itu merupakan kali pertama roket ISIS mengenai kota tersebut sejak serangan dimulai pada 16 September, tambah Abdel Rahman.

Pascaserangan itu, ratusan orang yang tinggal di kawasan timur Ain al-Arab melarikan diri ke Turki, ungkapnya.

Gerakan militan ke kota itu mengakibatkan 160.000 orang pengungsi lari menyelamatkan diri ke perbatasan terdekat. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home