Loading...
BUDAYA
Penulis: Sotyati 10:12 WIB | Senin, 07 Desember 2015

U2 Ciptakan Lagu Baru untuk Paris

Grup musik asal Irlandia, U2, dari kiri The Edge, Larry Mullen Jr, Bono, dan Adam Clayton. (Foto: u2radio.com)

PARIS, SATUHARAPAN.COM - Kelompok musik rock asal Irlandia, U2, menulis sebuah lagu yang didedikasikan untuk Paris setelah pascaserangan baru-baru ini yang menewaskan 130 orang.

U2 dijadwalkan mengadakan konser di ibu kota Prancis itu pada 14 November lalu. Grup band itu sedang berlatih, ketika terjadi peristiwa bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan 130 orang, sehari sebelum jadwal konser mereka.

Konser mereka 14 November dibatalkan. Konser U2 kemudian diundur, dan seperti dilaporkan Kantor Berita AFP, diadakan pada hari Minggu (6/12) dan Senin (7/12) di Arena AccorHotels yang berkapasitas 16.000 orang.

Sebelum memulai pertunjukan, vokalis kelompok itu, Bono, mengumumkan ada lagu baru yang mereka ciptakan, berjudul Streets of Surrender, yang berisikan lirik mengenai Paris sebagai "kota kebebasan" yang memiliki "jalan-jalan penuh cinta dan kebanggaan".

Kepada CNN, Bono mengatakan, mula-mula ia menuliskan lagu itu untuk sahabatnya, penyanyi Italia, Zucchero. Ia mengatakan lirik lagu itu antara lain:

"Semua orang memiliki dua kota tempat ia harus berada. Satu yang dapat disentuhnya dan satu yang tak dapat dilihatnya.

"Satu kota di mana orang asing merupakan teman. Semua orang memiliki satu kota kebebasan.

"Bagi saya itu adalah Paris. Aku mencintainya. Setiap kali aku tersesat di jalan-jalan kunonya, aku menemukan diriku sendiri lagi.

"Kau bebas sayang, sayang, kini bebas dan untuk selamanya. Ini masa Natal, kau bisa memutuskan melupakannya atau mengenangnya.

"Kau bebas, sayang, sayang. Aku tidak datang ke sini untuk berkelahi denganmu. Aku datang ke jalan-jalan yang penuh cinta dan kebanggaan ini untuk menyerah. Jalan penyerahan."

The Edge, gitaris U2, kepada CNN, mengatakan, "Kami berpikir musik adalah suara kebebasan. Kami berpikir bahwa rock and roll memiliki peran untuk dimainkan, jadi kembali ke Paris bagi kami bukan hanya merupakan sebuah simbol. Saya rasa kami malah memulai proses perlawanan, penolakan terhadap gerakan ini."

Baik Bono maupun The Edge memiliki rumah di Prancis. The Edge juga menambahkan, "Kelihatannya yang menjadi target adalah budaya dan semua jenis ekspresi kemanusiaan yang terbaik - musik yang bagus, restoran, makanan Prancis - semua hal yang kami sukai."

Bono mengatakan kelompoknya mencoba membantu grup band  Eagles of Death Metal setelah kekerasan terjadi.

"Kami mencoba mencarikan pesawat untuk mereka dan hal lainnya," kata Bono. "Tetapi ternyata cara terbaik untuk membantu mereka adalah dengan mencarikan telepon, sebab telepon mereka tertinggal di gedung pertunjukan."

Rumor berkembang grup band Eagles of Death Metal bakal tampil dalam konser U2, namun hingga berita ini diturunkan, menurut AFP,  tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka di Paris. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home