Loading...
HAM
Penulis: Bayu Probo 10:40 WIB | Kamis, 11 Desember 2014

UE Tuntut Investigasi Kematian Pejabat Palestina

Ziad Abu Ein (kiri) dicekik tentara Israel saat melakukan protes damai. (Foto: independent.co.uk)

BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM – Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini menuntut penyelidikan “secepatnya” pada Rabu (10/12) terhadap kematian pejabat senior Palestina Ziad Abu Ein saat terjadi konfrontasi dengan pasukan Israel di Tepi Barat.

“Laporan mengenai penggunaan kekuatan berlebihan oleh Pasukan Keamanan Israel sangat mengkhawatirkan: Saya menyerukan untuk secepatnya melakukan investigasi independen terhadap... kematian Abu Ein,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.

“Saya berharap semua pihak bisa menahan diri secara maksimal pada saat ini dan untuk menghindari semua tindakan lebih lanjut yang akan meningkatkan ketegangan,” ia menambahkan.

Mogherini, yang menjabat pada November 1, mengunjungi Israel dan wilayah Palestina tidak lama setelah diangkat menempati jabatan tersebut sebagai “sinyal prioritas yang diberikan kepada daerah tersebut oleh UE.”

Dia secara konsisten mengutuk rencana Israel untuk membangun rumah pemukim baru sebagai hambatan untuk menggelar kembali pembicaraan damai, mempertanyakan apakah mereka benar-benar menginginkan solusi dua negara dengan Palestina.

Abu Ein, mantan wakil menteri di Otoritas Palestina, meninggal saat ikut serta dalam pawai unjuk rasa yang diikuti sekitar 300 warga Palestina, yang berencana untuk menanam pohon zaitun sebagai protes simbolis terhadap permukiman Israel.

Kelompok tersebut diadang oleh tentara Israel yang menembakkan gas air mata di desa Turmussaya, Tepi Barat. Tiga tentara menarik Abu Ein dan memukulnya di bagian dada, kata seorang fotografer Agence France-Presse.

Abu Ein jatuh dan seorang dokter tentara Israel bergegas mengobati sebelum dilarikan ke rumah sakit.

Para pemimpin Palestina berjanji akan merespons tindakan tersebut saat Presiden Mahmoud Abbas menggambarkan kematian itu sebagai “tindakan barbar yang tidak bisa ditoleransi atau diterima.” (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home