Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 10:24 WIB | Kamis, 22 September 2016

UK Buka Peluang Tiongkok Ekspor Nuklir ke Barat

Stasiun pembangkit listrik tenaga nuklir Hinkley Point C dekat Bridgwater di Inggris (14/9). (Reuters/Stefan Wermuth)

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Ikutnya Tiongkok dalam proyek pembangkit listrik tenaga nuklir yang akan dibangun di Hinkley Point C, sebelah barat London, akan membuka peluang bagi negara itu untuk mengekspor teknologi nuklirnya ke dunia Barat.

Saat ini keterlibatan Tiongkok hanyalah dalam menanam modal untuk proyek bernilai US$ 24 miliar yang akan menggunakan dua reaktor nuklir buatan Perancis yang dipasok oleh Electricite de France. Namun, menurut para analis, kesempatan ini akan memungkinkan Tiongkok nantinya ikut dalam proyek pembangkit listrik yang lebih penting di Bradwell, Inggris Timur.

Perusahaan Tiongkok, General Nuclear Corporation, yang merupakan investor dalam proyek di Hinkley Point, telah menandatangani perjanjian kelayakan awal untuk ikut dalam proyek Bradwell itu.

“Proyek Hinkley Point sepenuhnya didasarkan pada rancangan Perancis, tapi proyek Bradwell akan sangat penting bagi Tiongkok karena mereka akan bisa menggunakan teknologi nuklirnya sendiri," kata Jan Gaspers, kepala penelitian untuk unit Kebijakan China Eropa di Lembaga Studi China Mercator di Berlin.

Hanya beberapa negara berkembang seperti Pakistan yang menggunakan reaktor nuklir buatan Tiongkok. Negara-negara itu tidak menjalankan kontrol keamanan seketat yang dijalankan di dunia Barat.

Jika Tiongkok mendapat persetujuan untuk membangun proyek nuklir Bradwell di Inggris dengan menggunakan reaktornya sendiri, ini akan membuka pintu bagi Tiongkok untuk mengekspor reaktor-reaktor nuklirnya ke dunia barat.

Perdana Menteri Inggris yang baru Theresa May bulan Juli lalu sempat menghentikan rencana proyek Hinkley. Namun setelah bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Hangzhou dan menambahkan beberapa syarat agar Tiongkok tidak akan bisa menjadi pemegang saham mayoritas, ia mengizinkan proyek itu jalan terus.

Para pengecam di Inggris mempertanyakan pasal dalam kontrak itu yang mempertahankan harga listrik tidak akan berubah selama 35 tahun, padahal kini harga energi terus turun.

Pembantu dekat Perdana Menteri May, Nick Timothy, khawatir jika Tiongkok nantinya ikut membangun proyek Bradwell dengan menggunakan reaktor buatannya sendiri, para pakar Tiongkok akan bisa membuat kelemahan-kelemahan tertentu yang akan memungkinkan mereka menghentikan pembangkit listrik itu kapan mereka mau.

Namun para analis yakin, May mencari dukungan dana dari Tiongkok untuk mengatasi kekurangan energi yang akut di Inggris dan sekaligus melepaskan diri dari keterkaitan dengan pusat-pusat listrik tenaga baru bara yang menimbulkan polusi.

Pakar kebijakan tentang Tiongkok Jan Gaspers mengatakan, untuk proyek Hinkley Point tidak ada risiko keamanan, karena Tiongkok hanya menyumbang modal dan itu pun bukan modal mayoritas. (voaindonesia)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home