Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 12:44 WIB | Minggu, 07 Mei 2023

Ukraina Klaim Jatuhkan Rudal Hipersonik Tercanggih Rusia

Peluncur peluru kendali Patriot yang diperoleh dari Amerika Serikat tahun lalu terlihat dikerahkan di Warsawa, Polandia, pada 6 Februari 2023. Menteri pertahanan Ukraina mengatakan pada hari Rabu, 19 April 2023, negaranya telah menerima sistem peluru kendali permukaan-ke-udara Patriot buatan AS telah lama didambakan dan yang diharapkan Kiev akan membantu melindunginya dari serangan Rusia selama perang. (Foto: dok. AP/Michal Dyjuk)

KIEV, SATUHARAPAN.COM-Angkatan udara Ukraina pada Sabtu (6/5) mengklaim telah menjatuhkan rudal hipersonik Rusia di atas Kiev menggunakan sistem pertahanan udara,Patriot, buatan Amerika Serikat yang baru diperoleh. Ini pertama kalinya negara itu diketahui mampu mencegat salah satu rudal paling modern Moskow.

Komandan Angkatan Udara Ukraina, Mykola Oleshchuk, mengatakan dalam sebuah posting Telegram bahwa rudal balistik tipe Kinzhal telah dicegat dalam serangan semalam di ibu kota Ukraina awal pekan ini. Itu juga pertama kalinya Ukraina diketahui menggunakan sistem pertahanan Patriot.

"Ya, kami menembak jatuh Kinzhal yang 'unik'," tulis Oleshchuk. “Itu terjadi selama serangan malam hari pada 4 Mei di langit wilayah Kiev.”

Oleshchuk mengatakan rudal Kh-47 diluncurkan oleh pesawat MiG-31K dari wilayah Rusia dan ditembak jatuh dengan rudal Patriot.

Kinzhal adalah salah satu senjata Rusia terbaru dan tercanggih. Militer Rusia mengatakan rudal balistik yang diluncurkan dari udara memiliki jangkauan hingga 2.000 kilometer (sekitar 1.250 mil) dan terbang dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara, sehingga sulit untuk dicegat.

Kombinasi kecepatan hipersonik dan hulu ledak yang berat memungkinkan Kinzhal menghancurkan target yang dijaga ketat, seperti bunker bawah tanah atau terowongan gunung.

Militer Ukraina sebelumnya mengakui kekurangan aset untuk mencegat Kinzhal. “Mereka mengatakan bahwa Patriot adalah senjata usang Amerika, dan senjata Rusia adalah yang terbaik di dunia,” kata juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yurii Ihnat di televisi Channel 24 Ukraina. “Yah, ada konfirmasi bahwa itu bekerja secara efektif bahkan melawan rudal super-hipersonik.” kata Ihnat.

Dia mengatakan berhasil mencegat Kinzhal adalah "tamparan bagi Rusia."

Ukraina menerima pengiriman rudal Patriot pertamanya pada akhir April. Belum ditentukan berapa banyak sistem yang dimilikinya atau di mana mereka telah dikerahkan, tetapi diketahui telah disediakan oleh Amerika Serikat, Jerman, dan Belanda.

Jerman dan AS telah mengakui masing-masing mengirim setidaknya satu baterai dan Belanda mengatakan telah menyediakan dua peluncur, meskipun tidak jelas berapa banyak yang saat ini beroperasi.

Pasukan Ukraina telah menerima pelatihan ekstensif yang diperlukan untuk dapat secara efektif menemukan target dengan sistem, mengunci dengan radar, dan menembak. Setiap baterai membutuhkan hingga 90 personel untuk mengoperasikan dan memelihara.

Biaya Tinggi

Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov mengatakan dia pertama kali meminta sistem Patriot ketika mengunjungi AS pada Agustus 2021, beberapa bulan sebelum invasi skala penuh Rusia tetapi tujuh tahun setelah Rusia secara ilegal mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina.

Dia menggambarkan memiliki sistem sebagai "mimpi" tetapi mengatakan dia diberitahu di AS pada saat itu bahwa itu tidak mungkin.

Patriot pertama kali dikerahkan oleh AS pada 1980-an. Biaya sistem itu sekitar US$4 juta (setara Rp 60 miliar) per rudal, dan biaya peluncur masing-masing sekitar US$10 juta (setara Rp 150 miliar), menurut analis.

Dengan biaya sebesar itu, secara luas dianggap bahwa Ukraina hanya akan menggunakan Patriot untuk melawan pesawat Rusia atau rudal hipersonik.

Dalam sebuah posting Telegram pada hari Sabtu, Valerii Zaluzhnyi, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, mengatakan dia telah berterima kasih kepada Jenderal AS, Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, atas bantuan Amerika yang berkelanjutan ke Ukraina.

Zaluzhnyi mengatakan dia juga memberi pengarahan kepada Milley “tentang situasi di garis depan dan persiapan” untuk serangan balik Ukraina melawan Rusia.

Rencana Serangan Balasan

Ukraina belum mengatakan kapan akan meluncurkan serangan balasan, tetapi hal itu telah diantisipasi secara luas pada musim semi ini.

Dalam sebuah wawancara pekan ini dengan majalah Foreign Affairs, Milley mengatakan dia tidak akan berspekulasi tentang apakah atau kapan itu akan datang, tetapi dengan bantuan NATO untuk membantu melatih dan memperlengkapi sembilan brigade yang terdiri dari senjata gabungan, baju besi dan infanteri mekanis, “Ukraina sekarang memiliki kemampuan untuk menyerang.”

Dia juga mengatakan bahwa kemampuan mereka untuk bertahan “secara signifikan ditingkatkan dari apa yang mereka lakukan setahun yang lalu.”

“Saya tidak ingin mengatakan bahwa mereka akan atau mungkin tidak melakukan operasi ofensif dalam beberapa pekan mendatang,” katanya. “Itu terserah mereka. Mereka memiliki perencanaan dan koordinasi yang signifikan dan semua itu harus dilakukan, jika mereka akan melakukan operasi ofensif. Tapi mereka siap untuk melakukan serangan atau pertahanan.”

Rusia Gunakan Bom Fospor

Dalam perkembangan lain, para pejabat di Rusia dan Ukraina mengatakan mereka telah melakukan pertukaran tawanan perang secara rutin.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan membawa tiga pilot militer kembali ke Rusia, dan kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Andriy Yermak, mengatakan 45 pejuang yang membela pabrik baja Azovstal di Mariupol telah dikembalikan ke Ukraina.

Juga pada hari Sabtu, Pasukan Operasi Khusus Ukraina menuduh Rusia menggunakan amunisi fosfor dalam upayanya untuk merebut kendali kota timur Bakhmut dari pasukan Ukraina.

Pasukan Rusia telah berusaha merebut kota itu selama lebih dari sembilan bulan, tetapi pasukan Ukraina masih bertahan di posisi di pinggiran barat.

Pada hari Sabtu, surat kabar Ukrainska, Pravda, mengutip pejabat militer yang mengatakan bahwa "musuh menggunakan fosfor dan amunisi pembakar di Bakhmut dalam upaya untuk menghapus kota dari muka bumi."

Sebuah foto yang menyertai laporan surat kabar itu menunjukkan daerah perkotaan yang dilalap api di berbagai tempat. Tuduhan itu tidak dapat diverifikasi secara independen.

Pasukan Rusia belum mengomentari klaim tersebut tetapi telah menolak tuduhan sebelumnya dari Ukraina bahwa mereka telah menggunakan fosfor.

Hukum internasional melarang penggunaan fosfor putih atau senjata pembakar lainnya, amunisi yang dirancang untuk membakar objek atau menyebabkan luka bakar, di area di mana terdapat konsentrasi warga sipil. Fosfor putih juga dapat digunakan untuk penerangan atau untuk membuat tabir asap. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home