Loading...
RELIGI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 08:00 WIB | Kamis, 08 Mei 2014

Ulama Saudi Keluarkan Fatwa Larangan ke Luar Negeri

Syekh Abdullah al-Suwailem, ulama yang mengeluarkan fatwa larangan ke luar negeri di Saudi Arabia. (Foto: alarabiya.net)

SAUDI ARABIA, SATUHARAPAN.COM – Sebuah fatwa yang melarang warga Arab Saudi bepergian ke luar negeri telah dikeluarkan oleh seorang ulama Saudi Arabia. Fatwa itu menyebabkan kontroversi di kerajaan Saudi Arabia dan seorang kolumnis Saudi mengecamnya sebagai bakteri ekstremis.

Syekh Abdullah al-Suwailem, ulama pimpinan Munasaha atau program rehabilitasi tahanan warga Saudi Arabia yang terkait al-Qaeda (ekstremis), khawatir jika orang yang pergi dan meninggal di negara kafir bisa masuk neraka.

“Perjalanan ke luar negeri dilarang dalam Syariah kecuali mendesak dan tergantung dengan kondisi,” kata dia.

“Yang pertama dari kondisi ini adalah bahwa seseorang harus kuat dan memiliki kekebalan agama agar tidak jatuh dalam nafsu.”

“Siapapun yang takut jatuh dalam apa yang dilarang dalam hukum Islam, seperti minum alkohol, dilarang bepergian kecuali mendesak,” tambahnya.

Syekh al-Suwailem mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa “Allah tidak mencintai ketika kaum Muslim hidup di antara orang-orang kafir.” Dia juga mencatat bahwa bepergian ke negara-negara Muslim lainnya merupakan hal yang buruk pula.

Dia juga mengatakan bahwa pergi ke luar negeri bahkan ke negara non-Muslim untuk pendidikan juga harus dihindari. “Perjalanan ke tanah yang tidak sesuai dengan Islam demi melakukan bisnis atau studi sangat dilarang, kecuali sangat mendesak.”

Tapi Syekh Ahmed Bin Qassim al-Ghamdi, mantan kepala polisi agama Mekkah, menyatakan bahwa “Melakukan perjalanan ke luar negeri memiliki banyak manfaat dan keuntungan bagi semua termasuk bagi para imam dan ulama.”

“Perjalanan ke luar negeri akan memperluas pikiran seseorang,” kata dia dengan mengutip sebuah ayat dari al-Quran yang mendorong orang agar melakukan perjalanan ke mana pun dan menjelajahi bumi.

Bakteri Ekstremis

Kolumnis Saudi al-Bishr Badria mengibaratkan pendapat Syekh tersebut dengan sebutan bakteri ekstremis.

Dalam bantahan yang diterbitkan dalam surat kabar al-Hayat, Bishr menulis bahwa komentar Syekh al-Suwailem itu adalah bagian dari serangan sistematis pada program beasiswa Raja Abdullah yang mengirimkan ribuan mahasiswa setiap tahun untuk menyelesaikan pendidikan yang lebih tinggi di negara Barat.

Dia mencatat bahwa program beasiswa tersebut mengganggu beberapa kelompok garis keras di kerajaan yang lebih senang melihat Saudi berada di bawah kendali kelompok tersebut.

Selain itu, ada jutaan orang Saudi termasuk pejabat dan tokoh agama yang melakukan perjalanan ke luar negeri setiap tahun ke berbagai negara tujuan seperti London, Spanyol dan Australia. (alarabiya.net)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home