Loading...
BUDAYA
Penulis: Ignatius Dwiana 08:21 WIB | Rabu, 02 Oktober 2013

Underexposed: Mengekspos yang Tidak Terekspos

Underexposed: Mengekspos yang Tidak Terekspos
Patrick Wowor di antara dua karya yang menyinggung peristiwa berdarah tahun 1965. Sebelah kiri karya berjudul Pemerintah dengan huruf em-nya dicoret. Siapa Korban, Korban Siapa adalah judul karya di sebelah kanan. (Foto Ignatius Dwiana)
Underexposed: Mengekspos yang Tidak Terekspos
Karya berjudul Berdikari.
Underexposed: Mengekspos yang Tidak Terekspos
Karya berjudul Bab I.
Underexposed: Mengekspos yang Tidak Terekspos
Karya berjudul Pemuda.
Underexposed: Mengekspos yang Tidak Terekspos
Aku masih utuh dan kata-kata belum binasa, karya yang menampilkan wajah Widji Thukul.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kecenderungan gelap akibat kurangnya cahaya tampil dengan sengaja dalam karya lukisan Patrick Wowor. Nuansa lukisan ini tertangkap melalui tokoh, sejarah, hingga cerita pribadi yang bersifat personal seperti cinta, rindu, maupun sepi. Mengekspos hal-hal yang tidak terekspos inilah yang hadir dalam karya yang dipamerkan dengan tema ‘Underexposed’.
 
Hal-hal menarik akan ditemukan dalam karyanya. Tokoh dan sejarah yang tidak pernah berujar kalau bukan jarang atau absen justru dilahirkan kembali Patrick Wowor. Dalam karya berjudul 'Pemuda' dia melukis Wikana, pelaku penculikan Bung Karno dan Bung Hatta menjelang proklamasi 17 Agustus 1945.
 
Widji Thukul,  terlukis dalam karyanya berjudul ‘Aku masih utuh dan kata-kata belum binasa’. Patrick Wowor melukis wajahnya karena rasa hormatnya kepada sosok pejuang itu. Rasa hormatnya hadir karena terpesona oleh puisi-puisi Widji Thukul. Bagi Patrick Wowor seorang Widji Thukul adalah penyair hebat. Tetapi Widji Thukul hilang pada tahun 1998.
 
Tak lupa Patrick Wowor melukiskan Henk Sneevliet, seorang komunis kebangsaan Belanda yang memperjuangkan nasib Indonesia. Seorang yang tidak banyak diberi tempat dalam buku sejarah Indonesia tetapi diberi ruang di atas kanvasnya dalam karya berjudul 'Bab I'.
 
Patrick Wowor juga menyinggung peristiwa berdarah yang terjadi pada tahun 1965 dalam karya ‘Pemerintah’ dan 'Siapa Korban, Korban Siapa'. Em dicoret dalam 'Pemerintah' pun berubah jadi perintah.
 
Pemimpin Redaksi Majalah Historia Bonnie Triyana menyebutkan bahwa Patrick Wowor tidak saja mengulas tokoh dan sejarah dalam karyanya. Tetapi dia juga meniti lorong waktu masa lalu yang gelap dan licin. Dia juga menyinggung problem kekinian, kehidupan, dan tidak berhenti mencari bentuk ideal pencarian seorang pelukis.
 
Pameran Lukisan Patrick Wowor ‘Underexposed’ berlangsung dari Jumat (20/9) hingga Senin (30/9) di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki Jakarta. Acara ini dibuka Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Pramono Anung.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home